NOVA.id - Jika dulu banyak orang bilang, "banyak anak banyak rezeki", tentu di zaman yang semakin berkembang dan berada pada kaum milenial, banyak anak tentunya membuat kita sebagai orang tua semakin pusing.
Tak hanya kebutuhan hidupnya sehari-hari saja, melainkan sejak awal usai menikah kita sudah harus menyiapkan beragam tabungan untuk pendidikan bagi si anak.
Pasalnya, semakin maju zaman, perkembangan teknologi dan pendidikan bagi Si Kecil juga semakin besar dan berat.
Nah, menurut Yasmeen Danu, seorang perencana keuangan dari QM Fianncial agar orangtua makin cerdas dalam menyiapkan dana pendidikan anak, ia menyarankan hal-hal berikut ini.
(Baca juga: Benarkah Meghan Markle Ingin Tunda Kehamilan Demi Hal-Hal Ini?)
1. Jangan pernah terlambat
Dana pendidikan merupakan tujuan finansial yang memiliki jangka waktu yang tidak dapat ditunda.
Semakin bertambah usia anak, tentu saja akan semakin berkurang waktu yang kita punya untuk mempersiapkan dana pendidikannya.
Investasilah lebih awal, maka akan memiliki banyak waktu agar uang kita bekerja dengan maksimal.
(Baca juga: Tak Mau Pisah dari Meghan Markle, Doria Ragland Lakukan Hal Ini)
2. Tidak menggunakan referensi zaman dahulu
Tidak sedikit orangtua zaman sekarang masih menggunakan pengalaman pribadinya sebagai referensi dalam mendidik anakanaknya.
Boleh saja, mendidik anak seperti ketika orangtua kita mendidik kita dulu.
Namun, berkaitan dengan finansial, bisa jadi referensi zaman dahulu justru tidak cocok untuk kita karena ada faktor inflasi yang harus dipertimbangkan.
“Kalau kita menggunakan pengalaman sebagai referensi dan tidak membandingkan target dana yang mau dicapai, kemungkinan dana yang kita siapkan tidak bisa memenui kebutuhan biaya pendidikan anak-anak,” kata Yasmeen.
(Baca juga: Bukan Dinner Romantis, Inilah Kegiatan Malam Minggu ala Syahnaz-Jeje)
3. Salah membeli produk
Asuransi dan tabungan pendidikan rasanya sudah tidak asing lagi, ya.
Istilah pendidikan banyak dimasukkan dalam strategi pemasaran untuk produk keuangan.
Boleh saja kita menggunakan produk-produk tersebut, asal kita mengerti betul isinya dan membeli sesuai kebutuhan.
Namun sayangnya, banyak orang yang membeli produk semacam ini hanya karena ada kata pendidikan di belakangnya, tanpa memahami produknya.
Menurut Yasmeen, dalam perencanaan keuangan yang baik, produk keuangan akan melayani tujuan finansial kita dan bukan sebaliknya.
Pahami kebutuhan dan kemampuan finansial, baru mencari dan membeli produk yang sesuai.
(Baca juga: Wah! Ternyata Kepintaran Seorang Anak Berasal dari Sang Ibu loh!)
4. Berutang
Sama dengan produk keuangan dengan istilah pendidikan di belakangnya, penawaranutang pun demikian.
Berutang merupakan solusi yang sering diambil para orangtua ketika membutuhkan dana cepat untuk menutupi kekurangan dana pendidikan.
Jika berutang memang solusi yang harus diambil dan tidak ada pilihan lain, bijaklah memilih sumbernya dan kita harus memiliki rencana untuk membayar cicilannya.
(Baca juga: Duh, Main Gadget 9 Jam Sehari, Bocah Sehat Ini Alami Hal Mengerikan!)
5. Berdiskusilah dengan anak
Pada usia berapa kita mulai melibatkan anak ketika memilih sekolah?
Pada umumnya, diskusi mengenai hal ini akan dialami ketika anak sudah mendekati jenjang pendidikan yang dimaksud, misalnya ketika anak akan masuk kuliah.
Keputusan mengambil universitas dan jurusan tujuan akan memengaruhi berapa biaya yang akan dibayar.
Ada baiknya kita melibatkan anak dalam berdiskusi agar universitas yang dipilih sesuai dengan kemampuan finansial kita.
(Baca juga: Nadia Mulya Hamil Anak ke 4 di Usia 38, Ketahui Risiko yang Bisa Terjadi)
“Perlu diingat, biaya pendidikan bukanlah satu-satunya komponen dalam pendidikan. Ada biaya hidup jika anak kita harus tinggal di kota lain. Ada juga biaya penunjang lain, seperti buku dan alat tulis. Lebih baik jika dana pendidikan yang disiapkan dapat digunakan untuk memenuhi sebagian biaya lain-lain tersebut,” jelas Yasmeen.
Nah, anak memang karunia terbaik yang diberikan Sang Pencipta kepada kita.
Jadi, kalaupun mahal, itu soal mudah, kan? Harusnya.(*)
(EVELINE/AALEYAH)