“Bukannya enggak bersedih, tapi aku harus ikhlas menerima cobaan. Harus segera bangkit dan tak terjebak dengan kesedihan. Ibarat sekolah, musibah ini bagiku sebagai ujian,” kata Musrifatun dengan suara mantap.
Peristiwa gempa Palu-Donggala yang terjadi Jumat sore (28/9), memang begitu memilukan.
Musrifatun ingat, sore menjelang Magrib dia sedang istirahat di dalam rumahnya.
Tiba-tiba tanah di rumahnya bergetar keras, disusul suara gemeretak dari bangunan dan seng atap rumah.
Baca Juga : Berkaca dari Titi Qadarsih, Kebiasaan Makan Sepele Ini Picu Kanker Usus!
Tak lama, gemuruh ombak laut terdengar dari depan rumahnya, yang berjarak hanya 30 meter dari bibir pantai dan hanya dibatasi jalan raya.
Memang dari kejauhan, tampak ombak bergulung-gulung tak seperti biasanya.
Sebagian besar anak dan menantunya berteriak mengingatkan bahwa ada air besar yang segera datang.
Bukannya takut atau bergegas lari meninggalkan tempat, Musrifatun tetap bersikap tenang.
Baca Juga : Bertemu di Bandara, Rossa Bersandar Mesra di Bahu Ivan Gunawan