“Awalnya saja yang sulit, lama-lama saya terbiasa di sini,” katanya lagi.
Pagi hari, saat lelaki dan perempuan Suku Anak Dalam memulai rutinas, Reny akan mengumpulkan anak-anak di rumah Jauhari, pimpinan atau Tumenggung secara adat.
Sebetulnya Jauhari tidak pernah dinobatkan sebagai Tumenggung. Namun bagi anggota kelompoknya, posisi itu telah diembannya sejak lama.
Tumenggung berarti pimpinan, orang yang dituakan, didahulukan selangkah. Menariknya, sejak awal kedatangan Reny, Jauhari bersedia menjadikan rumahnya sebagai sekolah.
Baca Juga : Tak Perlu Langsung Resign, Lakukan Hal Ini Jika Bosan dalam Pekerjaan
Namun anak-anak ternyata tidak senang dikurung, mereka lebih suka belajar di alam terbuka. Nah, Reny pun tak hilang akal!
Ia lalu membuka kelas di hutan dan di dalam sungai. Reny menggantungkan angka dan huruf di lembaran kertas pada sebatang pohon. Anak-anak akan memanjat pohon itu untuk mengambil setiap huruf yang disebutkan Reny.
Kadang, Reny menancapkan kayu-kayu yang telah ditempeli huruf dan angka di sungai. Anak-anak harus berenang meraih huruf yang dibacakan. Pola mengajar ini terus berkembang sesuai keadaan.
Baca Juga : 4 Fakta Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak, Juara FFI 2018!
Reny kadang mengenalkan warna dari beragam corak tumbuhan dan menyebutkan nama setiap hewan yang mereka lihat.
Setiap hari jumlah muridnya makin bertambah.
Jarak rumah yang berjauhan membuat rumah Jauhari sering dijadikan tempat menginap.
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Jeanett Verica |
Editor | : | Jeanett Verica |
KOMENTAR