Pengarang yang juga seorang akademisi, politisi, dan budayawan ini kerap diganjar penghargaan.
Cerpen Sihir Perempuan (2005), Kumpulan Budak Setan (2010), hingga Goyang Penasaran (2011) diganjar nominasi bergengsi seperti Cerpenis terbaik Kompas 2013 dan 10 Cerpen Terbaik Pena Kencana 2009.
Tak melulu fiksi, Intan Paamaditha pernah menerbitkan jurnal ilmiah dalam prespektif gender berjudul Film Quarterly, Jump Cut, Asian Cinema, Inter-Asia Cultural Studies, Southeast Asian Independent Cinema, dan Encyclopedia of Women and Islamic Cultures.
Baca Juga : Masih di Jepang, Aisyahrani Bocorkan Bulan Madu Syahrini dan Reino Barack
3. Leila S. Chudori
Sebagaimana Dee, Leila S. Chudori juga menelurkan buku-buku laris seperti Kelopak-kelopak yang Berguguran (1984), 9 dari Nadira (2009) hingga Pulang: Sebuah Novel (2012).
Lewat tulisannya yang mampu membuat pembaca terbawa suasana, Leila S. Chudori diganjar Penghargaan Sastra dari Badan Bahasa Indonesia (2011).
Skenario Dunia Tanpa Koma (2006) yang ditulisnya juga menyabet gelar Penulis Skenario Drama Televisi Terpuji (2006).
Baca Juga : Ditanya Soal Block Instagram Nikita Mirzani dan Hotman Paris, Aisyahrani Berikan Reaksi Tak Terduga
Source | : | berbagai sumber |
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR