NOVA.id - International Women's Day yang jatuh setiap 8 Maret setiap tahunnya menjadi perayaan agung bagi kaum perempuan.
Salah satu pemberdayaan perempuan yang paling nyata dan berdampak salah satunya terwujud dalam karangan-karangan indah para penulis perempuan Tanah Air.
Mulai dari Dewi Lestari hingga Laksmi Pamuntjak, ini 5 penulis perempuan yang masuk dalam bursa London Book Fair 2019.
Baca Juga : Tes DNA Negatif, DJ Verny Hasan Akui Ingin Mati di Hadapan Denny Sumargo: Itu yang Saya Rasakan Dulu!
1. Dewi Lestari
Karya series fenomenal bertajuk Supernova (2001-2016) menjadi salah satu bacaan best seller yang tak bosan-bosan membius pembacanya dengan riset dan fantasi Dewi Lestari yang detail.
Perempuan kelahiran Bandung, 43 tahun lalu ini juga menelurkan beragam karya laris lainnya sebut saja Aroma Karsa (2018), Madre (2011), Perahu Kertas (2009), dan Rectoverso (2008).
Tulisan Dee yang kaya diksi dan referensi tentunya sedikit banyak menyumbangkan pengetahuan khususnya sebagai contoh pemberdayaan perempuan yang sukses berkarya.
2. Intan Paramaditha
Pengarang yang juga seorang akademisi, politisi, dan budayawan ini kerap diganjar penghargaan.
Cerpen Sihir Perempuan (2005), Kumpulan Budak Setan (2010), hingga Goyang Penasaran (2011) diganjar nominasi bergengsi seperti Cerpenis terbaik Kompas 2013 dan 10 Cerpen Terbaik Pena Kencana 2009.
Tak melulu fiksi, Intan Paamaditha pernah menerbitkan jurnal ilmiah dalam prespektif gender berjudul Film Quarterly, Jump Cut, Asian Cinema, Inter-Asia Cultural Studies, Southeast Asian Independent Cinema, dan Encyclopedia of Women and Islamic Cultures.
Baca Juga : Masih di Jepang, Aisyahrani Bocorkan Bulan Madu Syahrini dan Reino Barack
3. Leila S. Chudori
Sebagaimana Dee, Leila S. Chudori juga menelurkan buku-buku laris seperti Kelopak-kelopak yang Berguguran (1984), 9 dari Nadira (2009) hingga Pulang: Sebuah Novel (2012).
Lewat tulisannya yang mampu membuat pembaca terbawa suasana, Leila S. Chudori diganjar Penghargaan Sastra dari Badan Bahasa Indonesia (2011).
Skenario Dunia Tanpa Koma (2006) yang ditulisnya juga menyabet gelar Penulis Skenario Drama Televisi Terpuji (2006).
Baca Juga : Ditanya Soal Block Instagram Nikita Mirzani dan Hotman Paris, Aisyahrani Berikan Reaksi Tak Terduga
4. Sheila Rooswitha Putri
Komikus satu ini booming lewat karya Sheila's Playground.
Bak Kartini masa kini, Sheila Rooswitha Putri menyumbangkan hasil karyanya pada KOWANI (Kongres Wanita Indonesia).
Tak sekadar membuat komik, alur cerita hingga hasilnya pun digunakan Sheila Rooswitha Putri semata-mata demi pemberdayaan kaum perempuan.
Baca Juga : 6 Fakta Indra Wiguna Tjipto, Suami Yuanita Christiani yang Jadi Bos 3 Perusahaan Sekaligus!
5. Laksmi Pamuntjak
Karya Amba (2012) sempat meledak di pasaran yang berkisah tentang elaborasi epik Mahabarata dan kasus tawanan politik lepas masa kemerdekaan.
Laksmi Pamuntjak berani mengolah isu sensitif dalam narasi yang memukau.
Sederet karya lainnya juga tak kalah memukau mulai dari puisi, cerita pendek hingga essay yang sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa dan penghargaan dunia seperti LiBeraturpreis di Jerman. (*)
Source | : | berbagai sumber |
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR