NOVA.id - Tahun 2019 menjadi tahun yang cukup panas bagi Indonesia.
Bukan karena cuaca, melainkan karena banyaknya isu-isu politik yang mencuat akibat pemilu 2019 semakin dekat.
Tak hanya itu, di tahun ini masyarakat Indonesia juga sedang berada di ambang kegalauan karena harus kembali memilih pemimpin yang tepat untuk 5 tahun ke depan.
Baca Juga : Wijaya Saputra Gelagapan Saat Diminta Memilih Antara Agnez dan Gisel, Ini Jawabannya
Nah! Sebagai perempuan yang terjun langsung ke dunia politik, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo (Sara) yang kini tengah mengemban tugas jadi anggota Komisi VIII DPR pun mencoba mengingatkan kita sebagai pemilih untuk lebih waspada.
Pasalnya, jelang pemilu 2019 ini, banyak isu-isu terkait gratifikasi atau suap untuk menggiring para pemilih memilih calon tertentu.
"Jangan milih yang bagi-bagi duit, ya itu. Itu aja dulu," ungkap Sara saat ditemui di Kedutaan Besar Belanda, Jakarta Selatan, Rabu (06/03).
Baca Juga : Jadi Istri Pilot, Iis Dahlia Akui Kerap Buntuti Suami saat Terbang! Karena Tak Percaya?
Menurutnya, masyarakat harus melek politik dengan belajar melihat data dan meriset calon pemimpin yang pantas untuk berada di posisinya nanti.
Dan tak hanya ikut-ikutan teman atau keluarga saja, kita sebagai perempuan pun harus lebih jeli memilih calon pemimpin yang visi misinya betul-betul mengutamakan kepentingan rakyat.
"Kalau misalkan yang lain-lain mah tinggal melakukan riset cari jejaknya seperti apa," katanya.
Baca Juga : Sebut Luna Maya Arogan, Sikap Cuek Reino Barack Justru Diungkap oleh Satpam Rumah Sang Mantan!
Sara juga kembali menegaskan memilih pemimpin yang baik dan benar itu bukan dari materi, melainkan dari kualitas yang ada dalam dirinya.
"Bagi semua pemilih ya saran saya jangan hanya memilih yang bagi-bagi duit," tutur Sara.
Ingat, jangan tergiur dengan gratifikasi, mulailah cari data-data dari calon pemimpin yang menurut kamu mumpuni bukan sekedar umbar janji.
Baca Juga : Orang Terkaya Sepanjang Masa Ini Bawa 12000 Budak dan 60000 Pelayan Saat Pergi ke Mekkah untuk Ibadah Haji
Satu lagi, jangan jadi golongan putih (golput), ya!
"Ini terkait dengan masa depan bangsa, kalau misalkan golput artinya cuci tangan, terhadap masa depan bangsa apalagi masa depan cucu kita," tandasnya.(*)
Penulis | : | Siti Sarah Nurhayati |
Editor | : | Jeanett Verica |
KOMENTAR