Saya semakin tidak percaya kepada pertolongan yang dijanjikan Allah kepada saya, ibadah tetap saya jalankan, namun tidak ada hati saat berbincang dengan-Nya.
Kelas 2 pun selesai, saya kembali survive walau di ujung tanduk, kini tiba masa akhir yang dulu saya nantikan, yup, tibalah saya berusia 17 tahun, usia dewasa, tiba waktunya memilih jurusan, masa depan saya, pemikiran saya yang harusnya mulai dewasa, malah semakin kekanakan, membawa pemikiran dan pengalaman 2 tahun di sekolah ini, masa depan yang saya lihat gelap, nilai saya turun naik, ibadah turun naik.
Hubungan persaudaraan? Memburuk, tidak pernah saya keluar kamar kalau tidak perlu, bisa tiap hari saya marah-marah lewat media sosial keluarga, dengan teman? Lebih buruk, teman-teman saya yang dekat dengan saya umunya cerdas, dan tiap kali saya menghadapi mereka, hal yang saya pikirkan adalah: “betapa beruntungnya mereka”, terlahir pintar dan cantik, dicintai lingkungan dan punya harapan, saya kagum, iri, dan sedih tiap kali menatap mereka, saya makin sering menjauh.
Baca Juga : Ngeri, Perempuan Ini Keluarkan Kapas Berlendir Penuh Darah Usai Lakukan Operasi Plastik
Sikap saya mulai berubah, sering tertawa sendiri memikirkan nasib, sering merasa tersinggung, merasa hampa luar dalam, bahkan tidak tahu lagi saya harus berdoa apa setelah selesai ibadah, hari berlalu dan semuanya rasanya kosong untuk saya.
Beberapa bulan ini saya sering terkena serangan tiba-tiba, seperti bahagia yang amat sangat, ketika pagi loncat sana sini saking senangnya, tapi berniat bunuh diri karena stres saat malam, sering sekali ini terjadi, dan hanya saudara kembar saya yang tahu, saya berkali-kali ditegur guru lantaran nilai dan sikap saya di kelas ketika serangan itu kambuh.
Tepat kemarin malam, saya kambuh lagi, tidak ada masalah apa-apa, hanya memikirkan bahwa hari ini ada uji coba UN tepat setelah UAS dan saya drop, sakit kepala, merasa kosong, sampah tidak berguna, saya marah sendiri, tidak nafsu makan, nyanyi keras-keras menjelang tengah malam, membanting pintu dan lemari, anehnya tidak ada satu pun yang peduli di asrama sekolah, atau mungkin tidak mendengarnya? (Saya khawatir, ini adalah fantasi Anda, sehingga orang lain memang tak tahu dan tak mendengar apa pun, RH.)
Baca Juga : Gampang Masaknya, Ikan Nila Goreng Krispi Renyah Ini Pasti Jadi Rebutan!
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Winggi |
KOMENTAR