Kalau sudah begini, hubungan antarkolega bisa tak enak! Lantas, masih cukupkah hanya dengan mendengar?
“Temukan kekuatannya, temukan kekuatan bawahan kita yang mungkin nyebelin ini, jangan fokus ke kelemahan orang.
Fokus ke yang baik, biarkan dia melakukan yang baik. Salah kalau kita merasa kalah sama bawahan. Karena kalau sudah di level manajer, kita bukan berkompetisi dengan bawahan kita—justru peran kita mensinergikan tim agar dapat mencapai sesuatu yang lebih besar,” bilang Sam—sapaan akrabnya.
Baca Juga: Film Kuntilanak 2 Tayang Juni 2019, Maxime Bouttier Sebut Ini Film Horor yang Berbeda
Ingat tujuan tim
Sebagai pemimpin, penting juga bagi kita untuk selalu menggarisbawahi tujuan bersama tim, bukan sekadar hasrat pribadi.
Kalaupun ada karyawan yang tak suka pada kita secara personal, jangan juga jadi baper alias bawa perasaan.
“Kalau saya, jangan sampai baper di kantor, karena saya di kantor untuk bekerja. Bertindak profesional, dan sepantasnya hubungan di kantor. Tidak perlu berlebihan, apalagi bawa perasaan ke kantor. Fokus pada tujuan utama kamu ke kantor yaitu untuk bekerja,” bilangnya.
Baca Juga: 2 Tahun Halangi Tsania Marwa Bertemu Buah Hati, Atalarik Syach: Saya Tidak Percaya Dia Ngurus Anak!
Penulis | : | Jeanett Verica |
Editor | : | Winggi |
KOMENTAR