NOVA.id - Mungkin, Sahabat NOVA sudah kurang familiar dengan komedian Hendrik Ceper.
Ia sempat meramaikan pertelevisian Indonesia.
Hendrik juga sempat memberikan tawa dan canda bagi masyarakat Indonesia pada 2000-an lalu.
Baca Juga: Perumpaan Lantai dan Patung Jadi Tips Rahasia Kesuksesan Endah Watiningsih
Komedian dengan tubuh mungil ini dikenal melalui program komedia tawa sutra dan sejumlah sinetron.
Namun, sakit jantung dan gagal ginjal membuat dirinya harus berpulang selamanya pada 2016 lalu.
Tak banyak yang tahu, sebelum meninggal Hendrik mengalami kondisi yang sangat menyedihkan.
Baca Juga: Waspada, Olahraga Berlebihan Bisa Sebabkan Penyakit Ini di Masa Tua Nanti
Bahkan, kondisi tersebut sudah dialaminya sebelum terjun ke industri hiburan Tanah Air.
Tak hanya candaan yang ia keluarkan, sosok Hendrik begitu dikagumi oleh banyak komedian lain di Indonesia.
Salah satunya adalah Daus Mini.
Daus mengungkapkan kekagumannya terhadap sosok Hendrik karena tetap berusaha keras menafkahi keluarganya.
Bahkan disaat pamornya menurun, almarhum rela menjadi buruh di perusahaan tekstik saat job di layar kaca perlahan berkurang.
Hendrik rela menderita asal keluarganya tetap bisa makan dan dapur tetap bisa 'ngebul' setiap hari.
Baca Juga: Tak Lagi Eksis di TV, Pemenang Ajang Pencarian Bakat Ini Jadi Tukang Nasi Liwet Demi Sambung Hidup
Lebih lanjut, kata Daus, yang tak dapat dilupakan dari sosok Hendrik sahabatnya adalah, tak pernah mengeluh masalah hidup kepada teman sesama artis. Masalah itu selalu disembunyikan.
"Mau ada masalah rumah tangga atau masalah sakit, dia nggak pernah cerita. Dia selalu ceria," ujar Daus.
Sempat ngemis hingga debt collector
Sebelum terjun dalam dunia hiburan, Hendrik sempat memiliki ragam pekerjaan.
Namun, bisa dibilang pekerjaannya jauh dari kata layak.
Hendrik lahir dari keluarga keturunan Tionghoa, di Bekasi pada tahun 1979.
Terlihat sederhana, kalem, rendah hati siapa sangka di awal kehidupan remajanya ia adalah remaja yang nakal sampai-sampai dia di-drop out oleh sekolahnya.
Setelah ia dikeluarkan dari sekolahnya Hendrik pun menjadi "gembel" di daerah kisaran Jakarta Timur.
Baca Juga: Anaknya Berharap Ibunya Bukan Madonna, Ini Ungkapan Hati Penyanyi Legenda Dunia
Ia mengemis dan menjadi gelandangan untuk mendapatkan uang.
Uang tersebut ia gunakan untuk membeli lauk.
Selepas ia menjadi "gembel" mengemis dijalan, ia pun seperti menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kepribadiannya saat itu, yakni slengean, urakan, dan (mungkin) gemar berkelahi.
Baca Juga: Sri Sultan Hamengku Buwono X Gelar Halal Bihalal, Beri Ratusan Doorprize Senilai Puluhan Juta Rupiah
Dengan kepribadiaanya itu ia pun bekerja sebagai penagih hutang atau debt collector.
Setelah itu berlalu, pada tahun 2000 ia diajak untuk belajar teater di Teater Ciliwung oleh salah satu penggerak Teater tersebut.
Dengan belajarnya Hendrik Ceper di Teater Ciliwung dan membekali dirinya dengan "bisa berakting".
Hendrik meninggal dunia di RS Tasik Medika Citratama, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Baca Juga: Kompas Gramedia Rangkul Milenial Berpotensi Lewat KG Influencer
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Hendrik sempat kritis selama 12 hari di rumah sakit tersebut akibat sakit jantung dan gagal ginjal dideritanya.
Salah satu penyebab gagal ginjal dari Hendrik adalah pola makan.
Pola makan perlu diatur agar tidak mudah terserang gagal ginjal, salah satu memperhatikan pola makan dengan tinggi lemak hewani.
Hasil pencernaan dalam usus yang berasal dari produk hewani tinggi lemak diketahui akan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Baca Juga: Dulu Laris Manis, Sekarang Artis Tanah Air Ini Jualan Martabak karena Sepi Job
Dalam studi terbaru diketahui makanan tersebut juga dikaitkan dengan penyakit ginjal kronik.
Para peneliti di Klinik Cleveland mengamati bahwa peningkatan kadar Trimethylamine N-oksida (TMAO) dalam darah seseorang bisa membantu memprediksi apakah dia akan beresiko menderita gagal ginjal kronik atau tidak.
Baca Juga: Menikah Siri dengan Brotoseno, Angelina Sondakh Masih Kangen Adjie Massaid: Dia yang Bimbing Saya
Dalam bagian terpisah dari penelitian ini, dengan menggunakan hewan, peneliti menemukan bahwa diet kaya TMAO membuat ginjal pada tikus menjadi lemah dan senyawa ini akan di akumulasi, sehingga mepercepat perkembangan penyakit ginjal kronik dan penyakit jantung.
"Ini menunjukkan kepada kita bahwa TMAO merupakan sebuah mediator penyakit kardiovaskular dan sekarang tampaknya menjadi mediator dalam pengembangan ginjal kronik," kata Stanley Hazen, ketua departemen kedokteran molekuler di Lerner Research Institute di Cleveland Clinic.
Baca Juga: Buat Air Mata Ibu Syahrini Berderai, Bubu Sang Mantan Nyekar ke Makam Almarhum Ayah Incess
Di lain pihak, seseorang yang menderita penyakit ginjal kronik juga beresiko tinggi menderita penyakit jantung.
"Semakin buruk fungsi ginjal, semakin tinggi TMAO yang di dapat," katanya.
TMAO terbentuk ketika sistem pencernaan memetabolisme makanan seperti daging merah, daging sapi muda, dan kuning telur.
Baca Juga: Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini Masuk ICU, Ini 7 Penyebab Kelelahan Bekerja
Penelitian sebelumnya telah mengaitkan TMAO dengan aterosklerosis atau penumpukan pak di pembuluh darah.
Lama kelamaan plak ini akan menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan serangan jantung atau stroke. Tetapi, penelitian ini hanya menemukan kaitan pada tikus.
Belum tentu efek yang sama juga terlihat pada manusia.
Baca Juga: Makan Lesehan Sambil Pakai Sarung dan Peci, Denny Sumargo Minta Doa Restu dari Keluarganya! Ada Apa?
Karena itu para peneliti kini akan melanjutkan penelitiannya untuk mengetahui apakah perubahan pola makan tertentu bisa mencegah terbentuknya TMAO dan mencegah penyakit ginjal.
Tak ingin gagal ginjal, segera atur pola makan yang baik.(*)
Artikel ini telah tayang di grid.id dengan judul Jatuh Miskin, Komedian Ini Jadi Pengemis Hanya Untuk Makan Sehari-hari Hingga Sempat Koma Sebelum Ajal Menjemput
KOMENTAR