NOVA.id - Selfie lalu update status di media sosial tak salah, tetapi bila terlalu sering bisa jadi indikasi sakit jiwa social climber lo.
Nongkrong asik di cafe langsung foto dan diunggah ke Instagram, padahal belinya pakai promo.
Punya barang baru, nonton film, jalan-jalan ke luar negeri, menginap di hotel, baru punya pasangan, atau hal kecil sekalipun dipamerkan ke media sosial bisa merupakan ciri lainnya dari social climber yang menurut para ahli merupakan benih dari sakit jiwa.
Baca Juga: Stop Jadi Perempuan Sein Kanan tapi Belok Kiri, Ini 4 Cara Agar Bugar dan Konsentrasi Naik Motor
Duh, bahaya kan, bila tak segera dihentikan kebiasaan buruk tersebut.
Bukan cuman merugikan diri sendiri, hal ini juga bisa merugikan orang lain yang sebenarnya ketika bersama tak ingin dipamerkan di media sosial.
Yuk, simak indikasi lainnya jika seseorang terjerat fenomena social climber.
Baca Juga: Jefri Nichol Terciduk Makan Nasi Bungkus di Tahanan Bersama 2 Aktor Kondang
1. Update Terus
Update status terus, dorongan ingin pamer dan dilihat orang lain sangat tinggi.
Selain itu, juga terdorong untuk mengetahui kehidupan orang lain.
Selalu ingin diketahui dan mengetahui kegiataan orang lain adalah ciri mendasar social climber.
Baca Juga: Jefri Nichol Terciduk Makan Nasi Bungkus di Tahanan Bersama 2 Aktor Kondang
2. Bocor Mulut
Tidak bisa merahasikan orang penting dalam kehidupannya.
Demikian juga ingin mengetahui orang penting dalam kehidupan orang lain.
Sampai detail, ia dapat bercerita tentang orang penting di hidupnya atau mencari informasi tentang orang penting di hidup orang lain.
Baca Juga: Wah, Zenius Education Luncurkan Aplikasi Revolusi Belajar Masa Kini
3. Terlalu Peduli Penampilan
Pakai baju bermerek, ingin terlihat kece maksimal.
Selain itu, juga hanya bergaul dengan mereka yang dapat memiliki penampilan serupa seperti dirinya.
Terlalu bangga akan penampilan dengan aksesoris ini dan itu dari brand ternama, sampai rela utang demi OOTD maksimal.
Baca Juga: Konsumsi Ganja Bareng Jefri Nichol, Seorang Sutradara Juga Ikut Diciduk Polisi
4. Friends with Benefits
Ketika kongkow, ia akan cepat mencari teman yang menguntungkan dirinya.
Ia memiliki trik jitu untuk dekat dengan orang baru, asalkan itu menguntungkan bahkan teman dekat kita pun dapat tiba-tiba menjadi sahabatnya.
Keuntungan, itu yang dicari oleh social climber.
Baca Juga: Jadi Tersangka Jelang Ulang Tahun, Pelapor Kriss Hatta: Biar Tiup Lilin di Dalam
5. Asas Manfaat
Koneksi atau prestasi orang lain pun dapat dijadikannya sebagai keuntungan diri sendiri.
Jejaring sosialnya selalu memikirkan asas manfaat.
Selalu memikirkan apa yang bisa didapatkan dari orang lain, tanpa berpikir memberikan sesuatu yang berarti bagi sesama.
Baca Juga: Diduga Menggelapkan 32 Mobil Kredit, Pablo Benua Ditetapkan Sebagai Tersangka Penipuan
6. Kurang Empati
Saking banyaknya teman yang ia kumpulkan untuk tujuan pribadi, ia pun jadi kurang memiliki empati terhadap mereka.
Tidak ada keintiman dalam pertemanan.
Persahabatan sejatinya tak ada, karena ia fokus pada diri sendiri.
Baca Juga: Susul Jefri Nichol, Seorang Sutradara Juga Terciduk Kasus Narkoba
7. Suka Ingkar Janji
Suka injar janji secara mendadak karena hal lain yang dirasa lebih menguntungkan.
Bahkan, bisa jadi batal ke pernikahan teman atau acara sosial hanya karena uang.
Benar-benar tak bisa diandalkan untuk urusan yang serius.
8. Suka Gosip
Gosip sana, gosip sini, ia sibuk membicarakan orang lain.
Menggunjing orang hanya untuk jabatan, uang, dan ambisi pribadi.
Duh, itu 8 indikasi sosial climber, semoga kita tidak seperti itu ya! (*)
Source | : | psychology today |
Penulis | : | Jenny |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR