NOVA.id - Aksi menolak RKUHP masih berlangsung hingga hari ini.
Setelah mahasiswa turun ke jalan pada 24 September 2019 lalu, kini menyusul para pelajar yang menyuarakan aspirasinya.
Tagar Hidup Mahasiswa pun sempat menggema dan menjadi trending di jagat sosial. Bagaimana tidak? Semua mata tertuju pada aksi tersebut. Tak terkecuali dengan Zilvia Iskandar.
Baca Juga: Hari Ini Dilantik Jadi Pejabat, Tommy Kurniawan Geram Saat Istri dan Anaknya Terjebak Demo
Pembawa berita di MetroTV ini pun memberikan pandangannya terhadap RKUHP dan aksi yang baru-baru ini terjadi.
Menurut Zilvia, bangsa ini sudah terlalu lama memakai kitab (undang-undang) warisan kolonial dan direvisinya RKUHP ini juga disesuaikan masyarakat Indonesia yang heterogen.
"Kita spesifik berbicara mengenai RKUHP ya. Menurut saya gini, RKUHP itu kan mau direvisi karena sudah terlalu lama kita memakai kitab warisan kolonial Belanda.
"Jadi prosesnya itu sudah panjang sekali. Hampir 38 tahun kita berkutat untuk menyusun KUHP yang baru dan KUHP itu tidak dibuat hanya untuk 1 kepentingan saja tetapi melihat begitu banyak kepentingan mengingat masyarakat kita heterogen," ucapnya.
Bagi Zilvia, aksi tolak RKUHP ini terjadi karena adanya masalah komunikasi.
"Menurut saya, persoalan utamanya adalah persoalan komunikasi.
"Jadi ada banyak sekali saya yakin, masyarakat di luar sana yang mungkin tidak memberitakan atau menginformasikan pasal-pasal secara utuh.
"Katakanlah masyarakat sudah membaca betul-betul tentang RKUHP, tapi belum tentu kita memahami. Apa landasannya, asal-usulnya kenapa pasal itu dibuat. Kita dengan mudah men-judge dengan pemikiran kita.
"Ini ada sumbatan komunikasi antara pembuat undang-undang dengan yang nanti masyarakat sebagai subjeknya," jelas Zilvia.
Mengenai demo yang terjadi, Zilvia sangat menghargai dan respect terhadap mahasiswa yang turun ke jalan karena sudah menyampaikan aspirasinya.
Baginya, demo adalah hak konstitusional masyarakat.
"Saya mengapresiasi. Biarkan turun ke jalan, menyuarakan aspirasinya tetapi asal tidak merusak, tidak merugikan orang lain, menurut saya lakukan itu.
Walau begitu, Zilvia mengungkapkan aksi yang dilakukan harus dibarengi dengan rasa tanggung jawab.
"Kita harus bisa menyalurkan dan menjalankan hak kita itu dengan rasa tanggung jawab."
"Tetapi kalau sudah berkembang liar, ada oknum yang terbawa emosi, merusak fasilitas umum, itu juga harus kita kritisi."
"Para aparat kepolisian juga harus bisa mengutamakan keamanan dengan cara-cara yang simpatik. Tapi kepada mereka yang berbuat onar, tentu harus ditindak dengan tegas," ucap Zilvia.
Baca Juga: Setelah Ketua BEM UI dan UGM Viral, Kini Giliran Wapresma Trisakti Disebut Mirip Siwon
Kedepannya, Zilvia berharap akan ada forum terbuka yang bisa melibatkan seluruh lapisan masyarakat untuk mengulik lebih jauh pasal-pasal yang dianggap kontroversial.
"Saya berharap nantinya akan ada sebuah forum terbuka, transparan, live di tv dan undang seluruh lapisan masyarakat dari pakar hukum, LSM, BEM mahasiswa, untuk "membongkar" pasal-pasal yang dianggap kontroversial.
"Jadi, mudah-mudahan komunikasinya lebih baik lagi. Akses komunikasinya juga," tandas Zilvia.
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR