NOVA.id – Jalan-jalan sambil menyingkap sejarah, sudahlah pasti menyenangkan dan menambah wawasan.
Apalagi, kali ini menelusuri sejarah rahasia kelezatan kuliner, makin seru pastinya.
Nah, ada satu tempat menarik yang wajib dikunjungi kalau ingin merasakan sensasi menyenangkan ini, yakni pergi ke Ajinomoto Visitor Center.
Ajinomoto Visitor Center merupakan fasilitas tur yang dipersembahkan kepada masyarakat umum untuk mengungkap rahasia dapur Ajinomoto.
Tempat ini berdiri di area Pabrik Karawang (NEF), Jawa Barat dan baru diresmikan pada bulan Juli 2019.
Nah, bertemakan Recipe of Deliciousness serta dengan konsep design seperti buku terbuka, kita seolah diajak masuk untuk mengeksplorasi buku resep di Ajinomoto Visitor Center ini.
Baca Juga: Terawang Nasib Mulan Jameela, Denny Darko: Badai yang Lebih Besar akan Datang
Terlebih untuk mendalami kelezatan rasa umami, rasa dasar kelima selain manis, asam, asin, dan pahit sebagai cikal bakal Ajinomoto.
Ini juga salah satu cara Ajinomoto untuk semakin mendekatkan diri kepada masyarakat.
Menariknya para pengunjung yang datang akan diajak menjelajahi museum rasa yang edukatif dan keren, lo.
Ada apa saja?
Dimulai dari teater “Eat Well Live Well” yang dilengkapi layar berukuran 200 inci. Di tempat ini kita akan diberikan pengarahan dan menonton video mengenai perkembangan Ajinomoto.
Kemudian, kita diarahkan oleh pemandu perjalanan untuk lanjut ke Exhibition Area.
Di sini, ada tiga zona berbeda yang menawarkan sensasi berbeda pula dalam penjelajahan sejarah rasa yang ada.
Pertama, zona satu yang diberi nama area Teater Umami.
Di zona ini terdapat tampilan audio visual mengenai penjelasan cikal bakal Dr. Kikunae Ikeda menemukan umami di Jepang pada 1908 bersama Saburosuke Suzuki dan menjualnya pada tahun 1909 dengan merek dagang Ajinomoto untuk pertama kalinya di dunia.
“Karena memiliki fasilitas visual layar berukuran 100 inci, visual Dr. Kikunae Ikeda di Teater Umami ini terlihat seperti real size, ukuran manusia pada umumnya,” ujar Samsul Bakhri, Direktur Ajinomoto Indonesia.
Bukan hanya menonton, lo, bahkan video yang ditayangkan bisa tampil interaktif dengan kondisi nyata di tempat kita berada.
Misalnya, lampu akan menyorot pada salah satu benda display di theater umami saat Dr. Kikunae Ikeda menunjuknya lewat video.
Keren, bukan?
Baca Juga: Baru 2 Hari Duduk di Kursi DPR RI, Mulan Jameela Digugat Sebesar 10 Miliar!
Setelah puas mengetahui sejarah umami, maka kita akan beranjak ke zona kedua.
Di zona ini, terdapat fasilitas 3D Projection Mapping yang sangat unik untuk menjelaskan proses produksi yang terjadi.
Bahkan, sangat interkatif karena kita sebagai pengunjung bisa ikut “main” dengan menyentuhnya, lo.
Baca Juga: Ditanya Soal Makna Pernikahan oleh Raditya Dika, Gading Marten: Kok Sulit ya?
Kemudian di zona ketiga, ada inspirasi 100 resep masakan lezat dan bergizi yang bisa diakses melalui QR barcode scan.
Di zona ini juga terdapat permainan interaktif tentang gizi seimbang lewat layar digital.
Selain itu ada juga Activity Area dan pengunjung bisa melihat proses produksi langsung ke pabriknya, lho.
“Dengan beragam fasilitas berteknologi terbaru ini, kami menyambut masyarakat umum untuk mengunjungi Ajinomoto Visitor Center dan mengetahui lebih dalam tentang produk Ajinomoto di Pabrik Karawang.
Tempat ini cocok untuk dikunjungi oleh komunitas ibu-ibu, institusi pendidikan, dan akademisi sebagai sarana edukasi yang seru dan menyenangkan,” ujar Samsul.
Yap, siapa pun boleh berkunjung ke tempat ini, dan kabarnya tempat ini bisa menampung sekitar 50 orang dalam satu kali tur, lo.
Selain itu, tak ada batasan usia dan syarat khusus jika kita ingin menjelajahi rahasia kelezatan kuliner di tempat ini.
Meski tentu, jika ingin membawa anak kecil pastilah harus tetap butuh pendamping.
Menariknya lagi, kunjungan di sini tak dipungut biaya alias gratis.
Sampai saat ini, kunjungan dibuka dua kali dalam seminggu, yakni setiap Selasa dan Kamis.
Nah, untuk informasi dan cara reservasi kunjungan ke Ajinomoto Visitor Center, dapat dilihat melalui website Ajinomoto Indonesia, ya, Sahabat NOVA. (*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR