Ada proses idealisme dalam membatik sebagai keagungan budaya bangsa Indonesia, inilah legacy untuk generasi ke depan.
“Untuk itu kami menghadirkan suatu transformasi yaitu mengajak kaum millenial yang budayanya adalah serba instan, dapat tetap turut membatik dengan menggunakan kompor listrik dalam penggunaan dengan cantingnya yang efisiensinya bisa mencapai 65%,” ujarnya.
Dalam acara ini akan diselenggarakan 2 sharing season, pertama untuk kalangan millenial di mana adanya transformasi dalam membatik.
Kedua, tentang bagaimana membawa batik ke pasar global.
Batik menjadi jembatan komunikasi yang dipilih, seperti yang diungkapkan oleh Uti Rahardjo selaku pemilik Gallery Amandari Batik, karena telah melekat pada semua kalangan.
“Untuk itu kami mengundang mereka, yang concern dengan batik, dan fashionpreneur yang konsen dengan batik dan sudah berpengalaman di beberapa negara,” ungkapnya.
Baca Juga: Gaun Nia Ramadhani Bikin Salah Fokus, Netizen: Bu Haji Nyangkut di Mana? Sobeknya Panjang Amat
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR