NOVA.id - Diet puasa atau yang populer dengan istilah intermittent fasting diklaim sebagian pihak sebagai salah satu diet paling efektif untuk menurunkan berat badan.
Beberapa studi ilmiah juga mendukung temuan tersebut.
Salah satunya adalah studi yang dipublikasikan pada Cell Metabolism. Studi tersebut fokus pada diet puasa dengan jendela makan 10:14.
Artinya, pelakunya memiliki waktu makan 10 jam dan 14 jam berpuasa.
Contohnya, jika makan pertamamu adalah pukul 07.00, maka makan terakhirmu adalah pukul 17.00.
Studi tersebut merekrut 19 orang dewasa dengan berat badan berlebih yang memiliki gula darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi.
Baca Juga: Turun 30 kg Setelah 7 Bulan Melahirkan, DJ Katty Butterfly Beberkan Cara Diet Ampuhnya
Pendekatan pola makan baru diberikan kepada mereka untuk dijalankan selama tiga bulan.
"Biasanya, orang-orang akan menjalankannya mulai pukul 08.00 hingga 18.00," kata Dr. Pam Taub, penulis studi dan kardiolog dari University of California, San Diego School of Medicine.
Para sukarelawan dijaga agar tetap terhidrasi dengan baik sepanjang periode puasa.
Baca Juga: Makanan Pengganti Nasi yang Cocok untuk Diet, Bisa Membantu Turunkan Berat Badan!
Para peneliti tidak hanya mencatat waktu makan mereka, tetapi juga kebiasaan tidurnya. Hasilnya sangatlah positif.
Taub menambahkan, mereka melihat adanya pengurangan berat badan sebesar 3 persen dan penurunan lemak visceral (lemak pada perut) sebesar 4 persen.
"Kami tidak meminta mereka mengubah apa yang mereka makan," katanya.
Baca Juga: Tips Diet Air Putih: Turunkan Berat Badan hingga 30 kg dalam Sebulan dan Cegah Penuaan Dini
Meski tidak ada perubahan jenis makanan, mempersempit jendela makan pada kelompok tersebut ternyata mampu menurunkan konsumsi hingga 10 persen kalori.
Hasil positif juga tidak hanya terlihat pada timbangan berat badan. Menurut Taub, level kolesterol dan tekanan darah mereka juga membaik.
Baca Juga: Cuma Butuh 2 Menit, Trik Diet Ala Jepang Ini Bisa Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga!
Penulis lainnya dari studi tersebut yang juga profesor di Salk Institute for Biological Studies, Satchidananda Panda mengaku terkejut bahwa perubahan kecil pada jendela waktu makan ternyata memberi manfaat yang sangat besar.
"Ketika memasuki fase puasa, tubuh akan mulai menguras cadangan glukosa dalam tubuh dan mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi kita."
Baca Juga: Diet Tapi Berat Badan Tak Turun? Mungkin 7 Alasan Ini yang Jadi Penyebabnya
"Ini membuat kita, katakanlah, memasuki ketosis tingkat rendah," katanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Studi Temukan Diet 10:4 Efektif Turunkan Berat Badan
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Alsabrina |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR