Lewat penerjemah bisindo (bahasa isyarat Indonesia), perempuan yang kini berusia 36 tahun tersebut berkisah banyak tentang jalan hidupnya, hingga sukses menjadi youtuber.
“Tujuan saya membuat video ini, karena saya masih jarang melihat konten untuk penyandang tuli. Akhirnya saya coba bikin sekitar tiga tahun lalu. Saya diajarin teman saya dulu, baru deh buat ini,” ungkap Amanda.
Seiring berjalannya waktu, penonton kanal YouTube-nya Amanda pun menyukai konten yang diunggahnya.
Ada sekitar 52,900 subscribers yang tercatat di channel-nya, sebagian besar tertarik untuk belajar bahasa isyarat lewat video yang dibuat Amanda.
Baca Juga: Kisah Endah Watiningsih Menjalani Peran Ibu dan Juga Pengusaha
“Saya pengin masyarakat mengerti bisindo, agar mudah berkomunikasi dengan teman tuli. Tujuan saya memang pengin menyetarakan kelompok difabel dengan masyarakat pada umumnya,” tegasnya.
Kini tak cuma YouTube, Amanda pun mulai ikut meramaikan TikTok.
Tanpa kenal lelah, dia menyuguhkan konten bisindo melalui video singkat pada aplikasi yang sedang populer tersebut, agar bahasa tunarungu semakin lekat dan dikenal masyarakat.
Baca Juga: Kisah Endah Watiningsih Menjalani Peran Ibu dan Juga Pengusaha
Tak hanya itu, sosoknya juga diharapkan bisa membangkitkan komunitas difable untuk tidak menyerah dengan keterbatasan.
Amanda pengin membuktikan, bahwa meskipun difabel, dia bisa menjalani kehidupan seperti orang normal lainnya.
Memang pada awalnya dia harus melewati berbagai kendala. Tapi Amanda menyebut bahwa menyerah bukan pilihan hidupnya!
Baca Juga: Serunya Gabung dengan Komunitas Perempuan Entrepeneur, Bisa Arisan hingga Bakti Sosial Bersama!
Menjadi Model
Amanda bercerita, bahwa dia sudah menyandang keterbatasan pendengaran sejak usianya 6 bulan.
Perempuan yang kini sudah punya tiga anak ini berkisah tentang saat pertama kali dia merasakan kekurangannya.
Suatu kali, ibunya membawakan Amanda mainan yang bisa disebut kecrekan. Namun entah kenapa, saat itu dia tak merespon mainan musik tersebut.
Baca Juga: Mengenal Servasius Bambang Pranoto, Sosok di Balik Minyak Kutus Kutus
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR