NOVA.id - Kalau diminta belajar, si kecil ada saja alasannya.
“Sebentar lagi, Ma.”
Ya, begitu terus sampai akhirnya lupa dan tak jadi belajar.
Baca Juga: Ternyata, Ini Umur Ideal Si Kecil untuk Tidur Sendiri di Kamarnya!
Capeklah, sedang nonton TV-lah, atau tanggung sedang main gim, sering jadi alasan.
Dalam situasi biasa pun kadang-kadang kita sulit meminta anak untuk belajar.
Apalagi di masa school from home alias sekolah dari rumah ini, makin sulit saja rasanya meminta si kecil belajar.
Harus bagaimana, dong?
Saat kondisi normal, rumah memang merupakan tempat anak beristirahat dan melepas penat setelah seharian beraktivitas di sekolah.
Hal tersebut bisa saja membuat anak cenderung mengasosiasikan lingkungan rumah dengan perasaan nyaman serta kegiatan santai.
Sehingga, ketika mesti belajar di rumah ia merasa malas dan mencoba menunda-nunda.
Baca Juga: Gigi Bungsu Si Kecil yang Copot Bisa Selamatkan Nyawa Seseorang? Begini Penjelasannya!
Chitra Annisya, M.Psi., psikolog anak dari Tiga Generasi mengatakan bahwa orangtua harus berperan tegas dan konsisten mengenai peraturan selama SFH sejak awal.
Sangat dianjurkan untuk berdiskusi dengan anak dalam merancang dan menentukan jadwal kegiatan serta aturan yang akan dijalankan.
Ingat, libatkan anak dalam setiap keputusan tentang dirinya dalam urusan belajar ini.
Baca Juga: Pentingnya Kalsium Bagi Tumbuh Kembang Anak
Dengan begitu anak dapat lebih memahami perilaku seperti apa yang perlu ditampilkan dan perilaku apa saja yang perlu dihindari.
Usahakanlah untuk membuat peraturan agar di Senin sampai Jumat, anak tetap melakukan rutinitas seperti hari sekolah.
Mulai dari mandi, sarapan, sampai berpakaian rapi, walau tidak menggunakan seragam sekolah.
Baca Juga: Saat Work From Home, Gimana, Ya, Biar Tak Direcoki si kecil?
Lalu, minta mereka untuk belajar di meja khusus untuk memunculkan dan meningkatkan dorongan mereka untuk belajar.
“Penerapan aturan yang jelas, sangatlah penting untuk menunjang kondisi belajar dari rumah. Upayakan anak belajar di waktu yang terjadwal, menggunakan meja belajar khusus, berpakaian seragam, dan minimalisisasi distraksi seperti suara televisi dan gadget, sehingga anak bisa lebih fokus belajar,” jelas Chitra saat dihubungi NOVA.
Tapi, kalau si kecil masih saja ogah-ogahan belajar, bagaimana?
Baca Juga: Tak Boleh Asal, Ini 4 Cara Memilih Mainan yang Tepat untuk Anak
Ingatkan kembali pada anak mengenai aturan yang telah disepakati sebelumnya.
Terutama mengenai waktu belajar serta konsekuensi dan reward yang diperoleh jika anak menjalankan aturan dan kegiatan sesuai kesepakatan.
“Setelah disepakati, aturan perlu dijalankan secara konsisten agar dapat secara efektif mendorong anak mengendalikan perilakunya. Hindari penggunaan istilah “hukuman”. Sebaliknya, ganti dengan istilah “konsekuensi”, agar anak tidak memandang proses belajar dan pendisiplinan secara negatif,” ujar Chitra.
Baca Juga: Hindari Penularan Corona Virus, Ajak Anak Belajar di Rumah Pakai Cara Ini
Reward positif bisa kita berikan dalam bentuk makanan atau snack kesukaan si kecil, screen time (berkegiatan di depan layar seperti nonton TV atau main gim di ponsel), ataupun kegiatan bermain yang lainnya.
Sedangkan untuk konsekuensi negatif, kita bisa mengurangi waktu bermain gim, misalnya.
Tapi, ingatlah untuk tidak memberikan konsekuensi dengan label negatif seperti bandel atau bodoh dan hukuman fisik dengan mencubit atau memukul.
Pasalnya, hal ini dapat menimbulkan luka batin pada anak di kemudian hari dan membuatnya trauma untuk belajar.(*)
Sahabat NOVA, jangan sampai ketinggalan berita dan informasi terbaru dan menarik soal selebriti dan dunia perempuan di Tabloid NOVA, ya. Dapatkan edisi terbarunya dengan berlangganan, tinggal klik di sini.
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR