Kenthus membuka pagelaran wayang orang ini dengan sinopsis. Tajuk ini bercerita tentang Prabu Korona Birawa yang sedang kasmaran dengan Dewi Woro Sembadra, istri Raden Arjuna.
Hasrat cinta ini jelas tak kesampaian karena kasih sayang sejati adalah jalinan rasa jiwa yang tulus, bukan hasrat keinginan, paksaan apalagi niat penguasaan.
“Kontekstualitas kisah ini menjadi gambaran kondisi bangsa yang sedang diserang virus corona nan durjana. Virus ini penuh hasrat jahat dan penuh nafsu penguasaan,” ungkap Kenthus.
Baca Juga: Cara Tepat Kelola Emosi Anak agar Tak Bosan Belajar dari Rumah
“Raden Arjuna menjadi representasi sosok pemimpin. Dia mencegah, mengatasi, menyelesaikan segala permasalahan dan ancaman yang mengganggu kehidupan masyarakatnya,” imbuhnya.
“Woro Sembodro menjadi gambaran Ibu Pertiwi yang menjadi objek niatan Korona yang ingin menguasai, menyakiti dan merebut dari pemilik sesungguhnya— rakyat Indonesia.”
Pada puncak acara, Jaya Suprana, Pendiri Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI), menganugerahkan Rekor MURI untuk pagelaran ini.
KOMENTAR