“Tercatat sebanyak 73% dari seluruh responden yang mendapat informasi cukup terkait pencegahan COVID-19, seperti selalu memakai masker, cuci tangan, jaga jarak, dan menjaga imunitas tubuh,” jelas dr. Elisna.
Selain itu, 60,1% responden mengakui tingkat kecemasan mereka akibat covid-19 cukup rendah.
“Tiga hal yang sering memicu kecemasan penyintas kanker selama pandemi adalah memburuknya kondisi pasien akibat covid-19, ditunjukkan di angka 38,8%, selanjutnya 29,2% responden cemas terhadap terganggunya proses terapi dan 22,5%-nya akan gangguan akses ke pusat layanan kesehatan,” menurut dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P(K)Onk.
Baca Juga: Hati-Hati! Ini Tanda dari Tubuh saat Terlalu Banyak Makan Daging!
Penyintas kanker paru Megawati Tanto, yang juga Koordinator Kanker Paru CISC turut bicara di #LUNGTalk, mengakui beratnya tantangan yang dihadapi oleh pasien kanker paru.
“Para pasien kanker, termasuk kanker paru, sangat bergantung pada pelayanan,” ujarnya.
Jika penindakan dan layanan kesehatan selama masa pandemi terganggu, seperti waktu tunggu yang lama ataupun ketidaktersediaan obat yang dijamin maupun yang tidak dijamin BPJS akan berdampak buruk pada riwayat kesehatan pasien ke depannya.
Baca Juga: Setelah Makan Daging, Disarankan untuk Tidak Minum Minuman Manis, Ini Alasannya!
Rilis Inclusivision Project, Honda Beri Wadah Teman Color Blind Ekspresikan Diri
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR