Selain itu, disebabkan karena pasangan usia subur menunda mendatangi faskes untuk mendapatkan pelayanan KB karena kekhawatiran akan tertular.
Alasan lainnya, fasilitas kesehatan yang menyediakan pelayanan kontrasepsi tutup karena provider pelayanan KB belum sepenuhnya memiliki sarana yang diperlukan untuk mencegah penularan Covid-19.
Terlepas dari pandemi Covid-19, program KB di Indonesia sendiri sudah memiliki beberapa tantangan di antaranya masih tingginya angka kematian ibu dan bayi.
Baca Juga: Lepas Alat Asing dari Tubuhnya, Mulan Jameela: Mas Dhani Maksa Banget!
Selain itu, menurunnya partisipasi masyarakat terhadap penggunaan kontrasepsi modern, terutama yang berada di wilayah perkotaan, dikarenakan masih banyaknya mitos tentang kontrasepsi yang beredar di masyarakat.
Kemudian, masih tingginya angka kehamilan remaja umur 15-19 tahun serta masih tingginya kehamilan yang tidak direncanakan dan tingginya tingkat putus pakai kontrasepsi.
Pada kesempatan yang sama, DKT Indonesia melakukan survei bersama dengan Lembaga riset independen untuk mengukur pengaruh pandemi terhadap pola konsumsi kontrasepsi khususnya untuk metode Suntik KB dan Pil KB.
Baca Juga: Wujudkan Keluarga Berencana, 8 Metode Kontrasepsi Ini Wajib Diketahui
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR