NOVA.id - Kita harus waspada akan adanya perubahan cuaca di musim pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kita harus bersiap dengan cuaca ekstrem tiga bulan ke depan.
"Tiga bulan ke depan kita harus bersiap dengan perubahan cuaca yang ekstrem," ujar Luhut dikutip dari Kompas.com (07/10).
Baca Juga: 5 Kebiasaan Sepele Ini Ternyata Bisa Jadi Penyebab Flu, Salah Satunya Sering Menyentuh Wajah
Pada musim hujan, bisa saja bencana seperti badai, banjir, dan tanah longsor akan terjadi.
Namun, sebelum itu terjadi, kita harus menyiapkan hal-hal berikut ini agar bisa dengan baik menghadapi cuaca ekstrem.
Apa saja?
Baca Juga: Wajib Lakukan Imunisasi Walau Pandemi Melanda, Ini Cara Amannya
1. Siapkan tas siaga bencana
Sebelum cuaca ekstre muncul, kita perlu menyiapkan tas ransel yang berisi benda-benda untuk bertahan hidup setidaknya selama tiga hari.
Dalam tas tersebut, pastikan kita sudah menyiapkan makanan dan air, senter LED, ponsel, radio AM / FM, pisau, korek api, dokumen penting, obat-obatan, dan sebagainya.
Karena pandemi covid-19 belum berakhir, kita juga harus sedia masker yang cukup untuk Sahabat NOVA dan keluarga.
Baca Juga: Yuk Lakukan 5 Kebiasaan Sehat Ini agar Tidak Mudah Terserang Flu
2. Persediaan baterai
Jika listrik padam saat hujan atau badai, kita hanya bisa berkomunikasi dengan dunia luar dengan tenaga baterai.
Untuk mengetahui situasi terkini dan instruksi keadaan darurat terkait bencana yang tengah terjadi, kita dianjurkan untuk menonton televisi atau mendengarkan radio setiap 30 menit.
Untuk melakukan ini, kita harus memiliki radio yang bertenaga baterai jika terjadi pemadaman listrik
Selain itu, kita juga akan memerlukan baterai untuk senter dan suar darurat, jadi sebaiknya beli yang ekstra untuk berjaga-jaga.
3. Persiapkan mobil dengan baik untuk keadaan darurat
Jika Sahabat NOVA dan keluarga perlu mengungsi, kita harus menjaga mobil dalam kondisi kerja yang baik.
Caranya, kita harus memastikan tangki bensin tetap penuh. Selain itu, kita harus mengisi kendaraan dengan peralatan darurat dan pakaian ganti.
Baca Juga: BMKG Sebut Ada Potensi Gelombang Tinggi hingga 6 Meter pada 30 September 2020, Ini Wilayahnya
4. Buatlah rencana dengan orang yang kita cintai
Di tengah cuaca ekstrem atau bencana, kita jadi mudah kehilangan akal dan panik.
Membuat rencana yang ditetapkan dengan orang yang dicintai jauh sebelum hal itu terjadi dapat membantu kita tetap tenang.
Kita harus mendiskusikan bagaimana tanggung jawab setiap anggota rumah tangga dan harus bekerja sama sebagai tim.
Misalnya kita bisa merencanakaan bagaiaman soal penampungan, serta rencana evakuasi yang mempertimbangkan berbagai usia anggota keluarga, tanggung jawab untuk membantu orang lain, kebutuhan makanan, dan pembatasan mobilitas.
5. Jangan mengandalkan komunikasi telepon biasa
Saat terjadi bencana, kita disarankan untuk berkomunikasi melalui pesan teks atau media sosial, yang akan lebih cepat daripada melakukan panggilan telepon.
Sebelum dan selama bencana, pastikan baterai ponsel terisi penuh, untuk mengantisipasi jika listrik padam.
Namun, jika ponsel benar-benar kehilangan daya, kita harus pintar-pintar hemat baterai atau menggunakan portable battery pack.
Baca Juga: Rawan Dampak Negatif, di Usia Berapa Anak Bisa Punya Ponsel Sendiri?
6. Pastikan kulkas memiliki suhu terdingin
Jikalistrik tidak padam, nyalakan lemari es ke pengaturan suhu paling dingin agar makanan bisa tahan lebih lama. Kita bisa menjaga makanan tetap aman untuk dikonsumsi dengan membekukan makanan dalam wadah berisi air yang dapat diminum.
Dengan itu, jika listrik padam, pada akhirnya makanan akan mencair. Hal tersebut memberi kita lebih banyak waktu untuk makan dengan aman jika terjadi keadaan darurat.
7. Jangan salah menyiapkan menu makanan
Jangan membuat kesalahan pemula dengan menyimpan susu, telur, dan roti saat badai akan segera tiba karena makanan tersebut akan cepat basi.
Sebaliknya, sediakan barang-barang penting yang dapat disimpan di rak, seperti makanan kaleng atau dendeng.
Pilihlah opsi rendah natrium jika memungkinkan, dan hindari alkohol dan makanan asin yang membuat kita jadi dehidrasi.
Baca Juga: Begini Cara Simpan Buah dan Sayur di Kulkas agar Kesehatannya Tetap Terjamin, Simak yuk!
8. Pastikan semua makanan disimpan dengan aman
Simpan barang yang tidak mudah rusak dan air kemasan di dalam rak untuk menjauhkannya dari potensi air banjir.
Belilah termometer lemari es yang tidak mahal dan taruh di dalam segelas air untuk mendekati suhu makanan dibandingkan dengan udara di sekitarnya.
Ingatlah, jika suhu di lemari es atau freezer naik di atas 40 derajat Fahrenheit, kita harus membuang makanan kita.
9. Jika listrik mati, tutuplah kulkas
Setelah listrik padam, lemari es dalam keadaan tertutup rapat akan tetap dingin selama empat jam dan freezer selama 48 jam dalam kondisi ideal.
Udara dingin pada kulkas dan freezer bisa membuat makanan kita lebih awet.
Setiap kali kita membuka pintu lemari es, kita akan membiarkan udara dingin keluar dan udara hangat masuk.
Oleh karena itu, selama pemadaman listrik, kita disarankan untuk tidak membuka lemari es.
Baca Juga: 4 Makanan Ini Tidak Boleh Dikonsumsi Anak Bayi di Bawah 1 Tahun
10. Pastikan detektor karbon monoksida dan asap berfungsi dengan baik
Jika badai menghampiri, kita disarankan untuk memasang dan menguji alarm asap dan detektor karbon monoksida dengan cadangan baterai. Detektor karbon monoksida dan asap sangat berfungsi selama badai, terutama jika kita menggunakan generator.
Kita dianjurkan untuk menaruh generator di luar pada permukaan yang kering di bawah kanopi terbuka. Sebaliknya, jangan pernah menggunakan generator di dalam ruangan, dan jauhkan dari pintu, jendela dan ventilasi.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Source | : | Kompas.com,reviewed.com |
Penulis | : | Presi |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR