NOVA.id - Berhemat merupakan tindakan pintar atur uang yang sangat bagus dilakukan terutama di keadaan pandemi covid-19 seperti saat ini.
Hemat berarti kita mampu menggunakan uang untuk kebutuhan yang lebih penting.
Namun faktanya, penghematan justru bisa tidak tepat sasaran. Alih-alih menyimpan lebih banyak uang, tetapi pada akhirnya malah menimbulkan pengeluaran lebih besar, baik saat ini maupun di masa mendatang.
Berikut ini beberapa penghematan yang salah kaprah dan wajib dihindari kalau tidak mau merugikan diri sendiri, seperti dikutip Kompas.com dari Cermati.com.
Baca Juga: Pintar Atur Uang, Ternyata Ini Perbedaan Hemat dan Pelit, Simak 4 Contoh Ini Beserta Penjelasannya!
1. Membeli asuransi kesehatan dengan premi murah
Sebagian besar orang masih berpikir soal harga murah, termasuk dalam urusan membeli asuransi kesehatan.
Pertimbangannya selalu kepada premi. Dengan membayar premi lebih murah, kita bisa menyimpan lebih banyak uang setiap bulan. Padahal asuransi kesehatan berguna untuk menanggung risiko kesehatan sampai usia lanjut.
Kita lebih memilih membeli asuransi dengan premi murah, manfaat minimal untuk diri sendiri karena alasan berhemat dan masih muda. Tetapi mungkin saja sebenarnya kita butuh asuransi dengan premi lebih besar, namun manfaatnya maksimal untuk kita dan keluarga.
Suatu saat, amit-amit risiko kesehatan menimpa keluarga, maka kita akan menyesal dan mengeluarkan banyak uang lantaran keluarga tidak ditanggung asuransi.
Baca Juga: Tips Tingkatkan Produksi Bisnis hingga Cara Dapatkan Pinjaman Modal di Era New Normal
2. Membeli barang karena harga murah bukan kualitas
Biasanya ada harga, ada rupa. Artinya kualitas barang berbanding lurus dengan harga.
Tetapi kebanyakan orang mengabaikan kualitas dan lebih tergiur membeli karena harga yang murah. Pertimbangannya, dengan membeli 1 barang mahal, kita bisa membeli 2 barang harga murah.
Contoh, baju kualitas bagus dibanderol Rp 100.000 per buah ,tetapi baju model sama dengan kualitas biasa dihargai Rp 30.000 per buah. Dengan uang Rp 100.000, bisa dapat 3 baju kan.
Tapi tahukah Sahabat NOVA, membeli barang murah bisa saja cepat rusak karena kualitasnya standar, bahkan terbilang jelek. Kalau barang mahal berkualitas bagus, bisa awet 5 tahun, kenapa harus membeli yang murah yang cuma bertahan 3 bulan saja.
Niat hati mau berhemat, malah terpaksa membeli barang baru untuk menggantikan barang lama yang sudah rusak.
Pengeluaran bertambah, dan mungkin saja sifatnya mendadak dan mendesak. Jika memang mau berhemat, kita dapat membeli barang seken atau barang bekas branded. Biasanya harganya jauh lebih murah, tetapi kualitasnya oke.
Baca Juga: Masih Muda dan Kaya Raya, Ternyata Ini Cara Pintar Atur Uang yang Dilakukan Atta Halilintar
3. Gelap mata karena diskon
Meskipun sedang berhemat, sekadar cuci mata di mal atau lihat-lihat situs belanja online boleh-boleh saja. Yang salah adalah kita tergoda diskon, cashback, atau promo lain yang justru membuat pengeluaran membengkak walaupun barang yang dibeli adalah yang kita butuhkan.
Misalnya kita butuh baju untuk pergi ke acara-acara formal. Kebetulan ada diskon di sebuah toko, lalu kita membelinya. Namun ada diskon lagi untuk baju lain. Awalnya hanya butuh satu, karena ada diskon, jadilah gelap mata membeli baju kedua, dan seterusnya.
Walhasil tidak jadi berhemat, malahan boros lantaran terlalu banyak membeli barang yang seharusnya satu saja cukup.
Baca Juga: Jangan Lewatkan Diskon dan Undian Bertabur Hadiah dari Watsons Ini
4. Mengabaikan perawatan rutin
Beberapa barang perlu perawatan rutin agar tetap berfungsi dengan baik. Contohnya motor, mobil, peralatan elektronik, kesehatan gigi, dan sebagainya.
Akan tetapi, karena alasan berhemat, kita malah mengabaikannya. Tentu saja barang-barang tersebut berpotensi mengalami kerusakan.
Kalau sudah rusak, terpaksa kita harus mengeluarkan bujet lebih banyak untuk memperbaikinya. Misalnya saja motor, karena tidak ganti oli rutin sebulan sekali atau servis 3 bulan sekali, motor jadi turun mesin.
Dari yang seharusnya cuma keluar uang puluhan ribu untuk ganti oli, karena abai, jadi menghabiskan ratusan ribu sampai jutaan rupiah untuk perbaikan.
Baca Juga: Jangan Sampai Kalap, Ini Tips Pintar Atur Uang untuk Berburu Diskonan Kebutuhan Bayi
5. Sok tahu dengan melakukan semua hal sendiri
Merenovasi beberapa bagian rumah atau menata ulang taman, bahkan memperbaiki peralatan elektronik yang rusak, nampaknya mudah.
Ya, mudah bagi yang memiliki keahlian di bidang tersebut. Namun alih-alih mau berhemat, dan mengisi waktu luang dengan melakukan semuanya sendiri, padahal tidak punya keterampilan dan keahlian alias modal nekat saja, barang kita berisiko besar mengalami kerusakan yang lebih parah.
Lebih baik keluar uang sedikit untuk menyewa jasa orang lain yang berkompeten, ketimbang merogoh kocek lebih besar untuk memperbaiki kerusakan yang kita sebabkan sendiri.
Baca Juga: Tips Pintar Atur Uang, Ini 6 Alasan Kenapa Kita Tak Butuh Kartu Kredit
6. Anti kartu kredit
Tak sedikit orang yang enggan memiliki kartu kredit karena alasan ingin berhemat, bahkan menghindari utang.
Padahal kalau kita menggunakannya secara bijak, membayar tagihan tepat waktu, tidak membayar minimum payment, kartu kredit dapat menguntungkan keuangan, lo.
Kita dapat menikmati banyak penawaran promo, seperti diskon, cashback, reward point, hadiah langsung yang sangat bermanfaat dalam melakukan penghematan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 6 Cara Berhemat yang Salah Kaprah dan Wajib Dihindari agar Tak Tekor.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Presi |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR