NOVA.id – Saat ini, sekitar 2,3 miliar orang menderita anemia di mana satu dari dua penderita mengidap anemia karena defisiensi zat besi (IDA).
Penderita anemia biasanya mengalami gejala seperti sering kelelahan, pusing, pucat, dan gangguan kekebalan tubuh yang memengaruhi kualitas hidup dan produktivitas.
Asia Tenggara dan Afrika memiliki tingkat prevalensi anemia tertinggi yang mewakili 85 persen dari kasus yang dilaporkan secara global.
Baca Juga: Mengenal Gangguan Plasenta pada Ibu Hamil yang Bisa Berbahaya
Untuk tangani tantangan kesehatan masyarakat dunia akibat anemia tersebut, P&G Health, divisi layanan kesehatan dari The Procter & Gamble Company mengadakan acara virtual.
Acara yang digelar pada Senin, (02/11) dan bertajuk P&G Blood Health Forum ini diikuti oleh para pakar internasional yang saling berbagi ilmu kedokteran.
Diadakan secara virtual di tujuh negara Asia, sesi pembukaan tahun ini bertema Mengutamakan kesehatan darah melalui diagnosis dini dan pengelolaan defisiensi zat besi dan mikronutrien.
Sesi diskusi dipimpin oleh pembicara internasional yang terdiri dari para ahli terkemuka bidang anemia, kesehatan masyarakat, fisiologi zat besi dan kesehatan gizi serta membahas berbagai topik yang luas mengenai diagnosis, komunikasi, dan manajemen defisiensi zat besi dan anemia pada pasien.
Topik-topik ini juga dikaitkan dengan pandemi SARs-COV-2 yang saat ini terjadi di seluruh dunia.
Berdasarkan penelitian terbaru yang menyelidiki potensi peran sel darah merah dan homeostasis besi dalam penanganan klinis covid-19, forum ini menghadirkan berbagai perkembangan terkait pertimbangan fisiologis dan klinis dalam penerapan manajemen pasien di era new normal.
Pembicara terkemuka yang hadir dalam forum adalah Prof. Dr. Zulfiqar A. Bhutta, Robert Harding Inaugural Chair in Global Child Health, Hospital for Sick Children and Co-Director of the SickKids Centre for Global Child Health (Kanada); Dr. Michael Low, Consultant Haematologist, Monash Medical Centre (Australia); dan Prof. Dr. Michael Zimmerman, Professor of Human Nutrition di Department of Health Sciences and Technology, ETH Zürich (Swiss).
Baca Juga: Sering Dianggap Tak Sehat, Kacang Mete Ternyata Miliki 5 Manfaat Ini untuk Tubuh
Aalok Agrawal, mengatakan, “Anemia senantiasa menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia dengan tingkat prevalensi tertinggi di Asia Tenggara dan Afrika.”
Anemia adalah risiko kesehatan yang sangat memengaruhi kelompok masyarakat yang paling rentan yaitu perempuan dan anak-anak.
“Melalui P&G Blood Health Forum, kami menyambut para pakar terkemuka bidang anemia, fisiologi zat besi, dan kesehatan gizi untuk bertukar wawasan dan bekerja sama dalam mengatasi permasalahan kesehatan anemia secara global,” jelas Aalok.
Aalok menambahkan, “Dengan menyediakan platform untuk pertukaran berbagai penelitian ilmiah dan wawasan klinis, kami berharap dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pendekatan dan metode yang efektif untuk menangani anemia. ”
Baca Juga: Selalu Merasa Ngantuk di Pagi Hari Walau Sudah Tidur Lama? Hati-Hati 4 Penyakit Ini Mengintaimu!
Prof. Dr. Zulfiqar A. Bhutta, mengatakan, “Walaupun terdapat cukup bukti mengenai beban yang ditimbulkan dan epidemiologi mengenai anemia dan defisiensi zat besi pada anak-anak dan wanita usia subur di berbagai belahan dunia, penanganan secara strategis masih sangat lambat dan berdampak dengan hilangnya sumber daya manusia secara signifikan.”
“Tantangan ini diperparah dengan pandemi COVID-19 dan berbagai konsekuensi ekonomi yang terjadi. Deteksi dini anemia secara menyeluruh dan penanganan yang tepat harus menjadi prioritas global.”
“Potensi penuh dari beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan terkait nutrisi, kesehatan dan pembelajaran (SDGs 2, 3 dan 4) tidak dapat direalisasikan tanpa penanganan anemia akibat defisiensi zat besi dalam skala besar, terutama di populasi yang terpinggirkan dan sangat miskin di dunia,” tambah Dr. Bhutta.
Sebagai bagian dari inisiatif ini, P&G Health juga mengumumkan kemitraan strategis dengan Asia & Oceania Federation of Obstetrics & Gynecology (AOFOG) yang akan bekerja sama untuk menghasilkan berbagai inisiatif bagi kesehatan masyarakat.
Baca Juga: Fakta Bekatul, Biasa jadi Pakan Ternak Ternyata Bisa Obati Anemia, lo!
Ini mencakup serangkaian sesi virtual Blood Health Forum dalam berbagai topik yang dirancang untuk mengedukasi, meningkatkan kesadaran, dan pada akhirnya untuk dapat memberikan rekomendasi terbaik bagi pasien untuk memastikan managemen/penanganan yang lebih baik.
Forum ini dihadiri oleh lebih dari 2.500 peserta dari seluruh sektor layanan kesehatan Asia termasuk 600 dari Indonesia.
Peserta yang terlibat dalam forum ini terdiri dari spesialis terapeutik seperti dokter kandungan dan ginekolog, dokter spesialis anak, dokter umum, dan ahli hematologi.
Dr. Murti Andriastuti, Sp.A (K) mengatakan, “Anemia akibat defisiensi zat besi adalah salah satu dari masalah kesehatan utama di dunia. P&G Blood Health Forum merupakan sebuah platform yang sangat baik yang menghubungkan para tenaga kesehatan di seluruh Asia dengan para ahli internasional terkemuka untuk membahas penanganan terbaik bagi anemia yang disebabkan oleh defisiensi zat besi yang mana hal tersebut sangat penting untuk menciptakan masa depan anak yang lebih baik.”
Baca Juga: Merasa Lelah Saat Bangun Meski Telah Tidur Nyenyak, 7 Penyakit Ini Bisa Menjadi Alasannya
P&G Blood Health Forum 2020 merupakan P&G Health’s International Convention yang ke-2 mengenai Iron Deficiency and Anemia.
Program ini merupakan bagian dari upaya P&G Health yang berkelanjutan yang memungkinkan masyarakat memiliki umur yang lebih panjang, lebih sehat dan lebih baik.
Baca Juga: Kembalikan Stamina dan Terhindar dari Anemia, Bikin Menu Ini, yuk!
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR