"Jadinya mau tidak mau semua sekolah harus melakukan rotasi atau shifting. Tidak boleh kapasitas (pembelajaran) full. Harus dengan rotasi," lanjutnya menegaskan.
Yang dimaksud shifting adalah para siswa melakukan pembelajaran tatap muka secara bergiliran.
Sehingga, di satu saat hanya ada setengah dari kapasitas kelas yang melakukan pembelajaran tatap muka.
Nadiem meminta seluruh kepala daerah dan kepala dinas pendidikan di daerah mencermati hal ini. Dia pun merinci batasan maksimal jumlah siswa yang bisa belajar di sekolah.
Baca Juga: Ditinggal Siswanya Belajar Online, Sekolah Ini Alami Nasib Sial Usai 12 Komputer Raib Dimaling
"Pertama, jumlah maksimal peserta didik di PAUD hanya 5 anak. Jadi biasanya 15 anak, sekarang hanya 5 anak," tuturnya.
"Kedua, jumlah peserta didik di pendidikan dasar dan menengah sebanyak maksimal 18 anak per kelas, dari yang biasanya 36 anak," lanjut Nadiem.
Sementara itu, untuk pendidikan di SLB maksimal hanya memperbolehkan lima anak dalam suatu kegiatan belajar tatap muka.
Baca Juga: Temani Anak Sekolah dari Rumah, Bunga Zainal: Cukup Ganggu Psikologis
KOMENTAR