Karena itu pertumbuhan baru sesudah 2021 juga harus disiapkan dari sekarang.
Pembangunan yang berpusarkan berdasarkan kesehatan, investasi yang besar dalam modal manusia, yaitu pendidikan dan pelatihan, perlunya katalisasi kewirausahaan, serta investasi infrastruktur, termasuk infrastuktur digital menjadi sangat penting.
“Kita perlu dekarboniasasi, serius menangani investasi yang sifatnya dekarbonisasi seperti renewable energi, kita perlu membangun brand Indonesia maju, yang sudah banyak jadi buah bibir, Indonesia yang terbuka, connected, decarbonized,” ujar Djisman.
Terkait pembangunan modal manusia, Djisman menekankan pentingnya keuntungan bonus demografi yang dimiliki Indonesia.
Baca Juga: Startup4Industry 2020, Solusi Tekan Dampak Pandemi dengan Teknologi
Menurutnya bonus demografi hanya bisa terwujud jika generasi muda Indonesia bisa menikmati pendidikan dan kesehatan yang baik.
Memang dalam kondisi saat ini membuka kembali persekolahan dengan pola pembelajaran tatap muka cukup berisiko.
Namun dengan perkembangan teknologi digital, pola pendidikan hybrid, perpaduan tatap muka dengan aktivitas pembelajaran online bisa menjadi salah satu solusi.
“Kami di Prasetiya Mulya sudah membangun hybrid classes. Di mana peserta didik bisa ikut pendidikan secara fisik, namun sebagian besar mengikuti online. Jadi kita gilir,” jelas Djisman.
Saat ini, kata Djisman, digitalisasi menjadi satu keniscayaan untuk membangun daya saing manusia Indonesia.
Digital connectivity harus bisa menjangkau seluas mungkin di wilayah Indonesia dan sebanyak mungkin seluruh masyarakat Indonesia demi membangun human capital yang jauh lebih baik.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR