NOVA.id – Pandemi covid-19 membawa banyak perubahan positif, salah satunya masyarakat yang kini makin aktif mengelola kesehatan diri dan keluarganya.
Selain itu, masyarakat juga makin memahami pentingnya perlindungan asuransi dan merencanakan masa pensiun sebagai bagian dari persiapan menghadapi dampak jangka panjang pandemi.
Hal ini terungkap dalam survei terbaru dari Manulife.
Baca Juga: Ketahui Plus Minus Asuransi Jiwa Berjangka dan Seumur Hidup Ini
Hasil terkini dari Manulife Asia Care Survey menyoroti isu-isu utama bagi nasabah serta prioritas dan aspirasi hidup mereka.
Survei ini menjaring sekitar 4.000 responden di seluruh Asia yang sudah memiliki polis asuransi atau berencana membeli polis dalam enam bulan ke depan.
Di antara seluruh responden, terdapat 519 responden dari Indonesia.
Baca Juga: Inilah Perbedaan Asuransi Jiwa Berjangka dengan Seumur Hidup
“Di Indonesia, kami melihat minat yang tinggi terhadap perlindungan kesehatan dan perencanaan pensiun selama pandemic,” jelas Ryan Charland, Presiden Direktur & CEO Manulife Indonesia.
Ryan menambahkan, “Kami memahami di tengah situasi yang menantang ini, masyarakat ingin dapat lebih mengendalikan kondisi kesehatan serta kemapanan finansialnya.”
Berbekal pengalaman dan keahlian, Manulife menyediakan rangkaian solusi komprehensif meliputi MiUltimate Health Care untuk perlindungan kesehatan, MISSION dan MISSION Syariah2 untuk perlindungan kesehatan, jiwa maupun investasi untuk mendukung kebutuhan nasabah kami dan membuat semakin hari semakin baik.
Baca Juga: Coba Pakai Asuransi Saat Belanja Online, Segini Uang Pertanggungannya!
Di tingkat kawasan, hampir semua (95%) responden yang mencemaskan dampak Covid-19 telah melakukan langkah proaktif untuk meningkatkan kualitas kesehatannya.
Cara utama dengan berolahraga secara teratur (58%) dan memperbaiki pola makan (54%).
Di Indonesia, hampir semua responden (98%) menyatakan mereka telah mengambil langkah untuk mengelola kesehatan dan keuangan di tengah situasi Covid.
Baca Juga: Habis Liburan Tabungan Malah Menipis? Yuk, Akali dengan 4 Tips Ini!
Tiga perempat responden (74%) menyebutkan langkah-langkah itu meliputi berolahraga teratur dan 70% memperbaiki pola makan.
Dari seluruh responden Indonesia di dalam survei ini, 43% menyatakan telah berinisiatif mencari informasi seputar produk dan layanan asuransi dalam rangka merespons pandemi.
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan responden dari negara-negara lain (rata-rata 32%)
Terlepas dari pandangan setiap orang terhadap Covid-19, hampir semua responden di Asia (92%) memantau kondisi kesehatan dan kebugarannya, termasuk dari segi berat badan, kualitas tidur, tekanan darah, detak jantung, dan jumlah langkah yang dicapai.
Di Indonesia, 97% dari responden memantau sendiri kesehatannya, dengan tiga perempat (72%) turut memantau berat badan.
Sebanyak dua pertiga (67%) responden Indonesia menyatakan mereka mengawasi kualitas tidurnya.
Angka ini adalah tertinggi kedua setelah Vietnam (68%) dan jauh melampaui rata-rata Asia sebesar 51%.
Baca Juga: Ini Pentingnya Asuransi Kesehatan untuk Atasi Tingginya Biaya Perawatan Covid-19
Selain itu, dua dari lima orang responden (41%) di Indonesia memantau jumlah langkah yang dicapai.
Separuh responden Indonesia (51%) juga menyatakan mereka menggunakan alat pantau kesehatan, dibandingkan dengan rata-rata kawasan sebesar 46%.
Sebanyak 88% responden Indonesia menyatakan, sejak Covid-19 terjadi, perencanaan masa pensiun kini dipandang semakin penting.
Baca Juga: Avrist Assurance Unggulkan Perlindungan Jiwa dan Kesehatan Murni di Masa Pandemi
Angka ini sangat tinggi dan berada jauh di atas rata- rata Asia yang berada pada tingkat 73%.
Minat tinggi terhadap perencanaan masa pensiun ini mencerminkan kekhawatiran yang dirasakan 40% responden terhadap kemungkinan menurunnya kesejahteraan akibat Covid-19.
Minat ini juga mencerminkan ketertarikan mereka terhadap perencanaan keuangan sebagai jalan menuju kemapanan finansial di tengah situasi yang tidak menentu.
Baca Juga: Tahun Pandemi, Penjualan Produk Asuransi Berbasis Syariah Meningkat
View this post on Instagram
Keinginan mengendalikan kondisi kesehatan dan keuangan sejalan dengan minat memiliki polis asuransi baru.
Di Indonesia, hampir tiga perempat (72%) responden menyatakan ingin membeli polis baru dalam enam bulan ke depan, sedikit lebih tinggi dari rata-rata kawasan (71%).
Perlindungan dari penyakit kritis, perlindungan kesehatan secara umum, dan asuransi untuk pendidikan anak adalah beberapa hal yang diutamakan dalam rencana investasi nasabah.
Baca Juga: 6 Tips Liburan Road Trip Akhir Tahun agar Tetap Aman dan Nyaman
Hampir tiga dari lima responden Indonesia (58%) menyatakan merasa lebih nyaman mengelola polis menggunakan sarana digital seperti aplikasi ponsel, termasuk untuk mengajukan klaim dan memproses pembayaran, dibandingkan dengan rata-rata kawasan (52%).
Survei ini juga mengungkap bahwa 58% responden pernah berkonsultasi dengan tenaga pemasar tentang pembelian polis, persentase yang cukup tinggi mengingat tren digital yang tumbuh pesat di Indonesia.
“Preferensi nasabah terhadap layanan digital dan pendampingan oleh tenaga pemasar yang cukup seimbang menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia menyukai kenyamanan dari perangkat digital, tetapi juga mementingkan interaksi manusia,” tambah Ryan.
Baca Juga: Sebelum Menyesal, Ini 5 Cara Pintar Atur Uang untuk Hadapi Resesi
Banyak nasabah yang masih aktif berkomunikasi dengan tenaga pemasar mereka.
Jadi, meskipun tren digital tampaknya akan bertahan dalam jangka panjang, kehadiran para tenaga pemasar tetap sangat berharga.
“Dalam distribusi produk, pendekatan yang kami ambil adalah omnichannel, yaitu pendekatan yang memaksimalkan layanan digital dan kemampuan tenaga manusia yang unggul dalam hal berempati, membangun rasa percaya, dan memahami kebutuhan para nasabah secara menyeluruh.”
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR