Selanjutnya ada Dhara Wyardiati (Perancang Busana), Tia Achmad (Make Up Artist), serta Erika Widyaningsih (Founder Jelajah Kain).
Unsur 21 wastra diperlihatkan dengan beragamnya wastra yang dikenakan oleh ke-21 perempuan.
Ada yang menggunakan tenun dari NTT, songket dari Padang dan Palembang, tenun dari Kalimantan, endek Bali, Tapis Lampung, dan lainnya.
Baca Juga: Kartini Masa Kini: Perempuan di Balik Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Pedesaan
Menurut Founder Yayasan Belantara Budaya Indonesia, penggunaan wastra tersebut dilakukan karena selaras dengan campaign Belantara Budaya Indonesia terkait pelestarian budaya dan tradisi Indonesia.
Selain itu menurutnya, ini juga merupakan bentuk realisasi women support women di mana dengan dipakainya wastra, maka kita juga sekaligus membantu dan mendukung para pengrajin wastra yang juga banyaknya adalah perempuan.
“Di tengah pandemi, banyak pengrajin yang terdampak secara ekonomi karena berkurangnya pembelian kain dikarenakan lockdown ke tempat-tempat wisata,” jelas Diah Kusumawardhani Wijayanti.
Baca Juga: Ibu Punya Mimpi Kembali Adakan FEMPI, Ini Rangkaian Acara Festivalnya
View this post on Instagram
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR