NOVA.id – Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April kerap kali dirayakan dengan berbagai acara untuk mengapresiasi peran perempuan.
Begitu pula dengan Yayasan Belantara Budaya Indonesia yang mempersembahkan 21 perempuan, 21 profesi, dengan menggunakan 21 wastra.
Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan motivasi agar perempuan Indonesia berani memiliki mimpi, mengejar mimpi, dan mewujudkan mimpinya.
Selayaknya semangat R.A. Kartini yang berani bergerak untuk kesetaraan pendidikan perempuan, perempuan Indonesia juga harus berani berjuang mewujudkan mimpinya, walau di tengah pandemi.
21 perempuan yang hadir datang dari berbagai latar belakang bidang profesi.
Misalnya dari bidang kesehatan, ada Dr. Rita Ramayulis yang merupakan seorang nutrisionis dan penulis buku kesehatan, ada pula dr. Yovi Yoanita, seorang dokter kecantikan dan praktisi anti aging.
Baca Juga: Untuk Dorong Pemberdayaan Perempuan, IUGA Gelar Pelatihan Memasak
Lalu ada Monica Kumalasari seorang psikolog dan pakar gestur serta mikroekspresi.
Tidak hanya dari latar belakang kesehatan, beberapa perempuan lainnya datang dari latar belakang bidang hukum, media, seni, mode, politik, pemerintahan, lingkungan, budaya, dan ekonomi.
Nama-nama lainnya yaitu Diah Kusumawardani Wijayanti (Founder YBBI), Eggie Oktia Sari (Notaris), Lola Amaria (Sutradara dan Produser), dan Susan Puspadewi (Waketum Perempuan Pelestari Budaya Indonesia).
Baca Juga: Festival Belanja Cantik, Persembahan Blibli untuk Rayakan Hari Kartini
Ada pula Karina Eva Poetry (Dosen & Praktisi Public Relations and Marketing), Elly Listya (Pengusaha), Asteria Elanda (Public Relation), serta Hestia Faruk (General Manager).
Kemudian ada Adhityani Putri (Executive Director Yayasan Indonesia Cerah), Irawati Hermawan (Pengacara), Yulia Jaya Nirmawati (ASN-Kepala Biro Hub Masyarakat BPN), dan Endraswari Safitri (Sekjen Indonesia Women’s Leaders Association).
Nama lain berikutnya adalah Drucella (Produser TV & Jurnalis), Ni Ketut Putri Minangsari (Seniman Penari Tradisional), dan Elin Shinta M. (Pemerhati Lingkungan).
Baca Juga: Deretan Aktris Ini Sukses Perankan Sosok Ibu Kartini, Siapa Saja?
Selanjutnya ada Dhara Wyardiati (Perancang Busana), Tia Achmad (Make Up Artist), serta Erika Widyaningsih (Founder Jelajah Kain).
Unsur 21 wastra diperlihatkan dengan beragamnya wastra yang dikenakan oleh ke-21 perempuan.
Ada yang menggunakan tenun dari NTT, songket dari Padang dan Palembang, tenun dari Kalimantan, endek Bali, Tapis Lampung, dan lainnya.
Baca Juga: Kartini Masa Kini: Perempuan di Balik Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Pedesaan
Menurut Founder Yayasan Belantara Budaya Indonesia, penggunaan wastra tersebut dilakukan karena selaras dengan campaign Belantara Budaya Indonesia terkait pelestarian budaya dan tradisi Indonesia.
Selain itu menurutnya, ini juga merupakan bentuk realisasi women support women di mana dengan dipakainya wastra, maka kita juga sekaligus membantu dan mendukung para pengrajin wastra yang juga banyaknya adalah perempuan.
“Di tengah pandemi, banyak pengrajin yang terdampak secara ekonomi karena berkurangnya pembelian kain dikarenakan lockdown ke tempat-tempat wisata,” jelas Diah Kusumawardhani Wijayanti.
Baca Juga: Ibu Punya Mimpi Kembali Adakan FEMPI, Ini Rangkaian Acara Festivalnya
View this post on Instagram
Diah melanjutkan, “Dengan digunakannya wastra ini, kami juga sekaligus mempromosikan wastra dengan cara yang modern dan bisa mendorong perempuan lain di luar sana yang menonton untuk ikut juga membeli atau kami menyebutkan mengadopsi wastra.”
“Semoga campaign yang Yayasan Belantara Budaya Indonesia lakukan ini dapat menginspirasi perempuan Indonesia dan juga berdampak untuk pelestarian warisan Nusantara terutama tenun, ikat, dan songket,” ujar Diah.
Kegiatan yang dilaksanakan di Synthesis Residence Kemang ini juga mendapat dukungan dari Synthesis Development.
Baca Juga: Festival Mimpi Ibu: Ajak Perempuan untuk Bangun Narasi Diri yang Lebih Positif agar Lebih Berdaya
Acara ini diawali dengan pembukaan dan sambutan, pembuatan video tayangan memotivasi para perempuan, fashion show mengunakan wastra (tenun dari berbagai daerah di Indonesia), dan kemudian ditutup dengan pemberian penghargaan serta apresiasi terhadap para perempuan hebat ini dengan tradisi Batak mangulosi (memberikan ulos).
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR