NOVA.id - "Menjadi perempuan dan berdaya itu penting. Apalagi di tengah hal besar di dunia. Saya orang yang sangat bangga menjadi perempuan dan sangat senang bisa berkontribusi."
"I'm proud to do something in this pandemic. Dan saya melakukan hal yang cukup nyata. Saya bisa menunjukkan bahwa woman can do something in big thing," ujar Falla Adinda kepada Tim NOVA.id saat diwawancara, Senin (03/05/21).
Ya, Falla menjadi salah satu dokter perempuan yang turut terjun langsung menjadi relawan Covid-19. Ia merasa bangga dengan pencapaiannya tersebut.
Walau begitu, masih terjadi "gesekan" dalam kesetaraan gender dan gaungan soal hal tersebut pun tengah banyak diperbincangkan. Pun dengan "kemewahan" atau privilege yang dimiliki segelintir orang.
Bahkan, dua hal tersebut, kesetaraan gender dan privilege sempat ramai di linimasa media sosial. Hal ini ternyata mengusik pikiran Falla Adinda.
Falla Adinda tak menampik jika dirinya diberkahi dengan beragam "kemewahan", terlebih terlahir sebagai perempuan yang masih banyak mendapat stigma negatif.
Baca Juga: Dukung Kesetaraan, Perempuan Tangguh Indonesia Berikan Penghargaan Difabel Tangguh 2020
Salah satu privilege yang ia dapat adalah kebebasan dalam memilih. Menurutnya, hal tersebut tak banyak dimiliki oleh perempuan.
"I grow up a lot of privilege. Aku nggak bisa menampik itu. Makanya, karena saya tumbuh dengan privilege yang sangat banyak makanya aku berjuang untuk orang-orang yang tidak memiliki itu."
"Privilege saya banyak sekali. Saya mungkin tumbuh dengan ekonomi yang cukup baik sehingga saya bisa belajar yang tinggi, lalu saya memiliki orang tua yang membebaskan saya untuk memakai atribut apapun yang saya mau, membebaskan saya mau sekolah sampai mana, mau sekolah jurusan apa, atau saya mau menikah usia berapa, atau mau menggapai cita-cita saya sejauh apa."
Baca Juga: 4 Kekhawatiran RUU Ketahanan Perempuan, Masihkan Perlu Dibahas?
"Itu keluarga saya membebaskan saya untuk melakukan apapun. Lalu, saya menikah kebetulan juga dengan suami yang satu value. Jadi buat saya itu privilege yang luar biasa besar."
"Nah, tapi kan itu, privilege yang saya punya itu adalah hal yang tidak semua perempuan punya, yaitu kebebasan untuk memilih," ujar Falla.
Falla juga berharap agar perempuan bisa memiliki kesempatan yang sama sepertinya untuk memilih. Tak cuma itu, ia pun akan memperjuangkan kebebasan memilih tersebut.
Baca Juga: Kesetaraan Gender Harus Menjadi Budaya Agar Perekonomian di Indonesia Semakin Maju
"Perempuan itu sekarang, buat saya, yang tidak dimiliki oleh banyak perempuan adalah kebebasan memilih. Jadi saya akan berjuang terus untuk itu. Saya mau semua perempuan itu memiliki kebebasan untuk memilih," tegas Falla.
Langkah konkret yang bisa dilakukan Falla adalah terus menggaungkannya di media sosial miliknya.
"Saya selalu untuk menggaungkan itu di sosial media. Saya nggak pernah lelah. Walaupun mungkin isu feminisme itu adalah isu yang sulit untuk diterima publik."
"Bahkan, isu representatif aja merupakan isu yang paling apa ya? Kalau saya bilangnya isu yang paling dasar tapi paling sulit diterima, seperti all male panels."
"Banyak sekali orang yang melanggengkan itu hanya karena for the sake of science. Padahal, itu kan bermasalah gitu, tapi ketika saya menjelaskan Oh all male panel itu bermasalah, jangan seperti itu, itu orang tidak mau menerima. Itu butuh terus-terusan untuk digaungkan."
"Orang-orang yang hidup dengan kemewahan "privilege" yang penuh dengan kemudahan itu pasti akan tumpul dengan isu sosial. Mereka mungkin perlu terus menerus kita ingatkan."
"Itu hanya hal yang paling kecil, kita belum menyangkut tentang ras, minoritas, atau yang lebih-lebih lagi nih, baru bicara tentang representasi aja dulu, itu aja susah."
"Tapi, nggak apa-apa. Pelan-pelan. Sekarang media sosial saya, saya akan terus berbicara mengenai perempuan mau gimana pun," ujar Falla.
Berbicara mengenai perempuan mandiri, Falla Adinda mempunyai pandangan tersendiri. Baginya, tak cuma mandiri secara financial, perempuan jutsru harus berdaya secara pikiran.
Baca Juga: 3 Cara agar Sistem Imun Tetap Kuat Saat Puasa di Tengah Pandemi Covid-19
"Mungkin aku agak unpopular opinion mengenai ini (perempuan yang mandiri). Buat saya perempuan itu bukan harus mandiri secara financial, tetapi perempuan itu buat saya harus berdaya secara pikiran."
"Mandiri secara financial kalau dia disokong oleh suaminya dan suaminya hadir utuh mau menyokong dia secara penuh, dan hubungan rumah tangga mereka secara adil dan damai itu ya nggak apa-apa."
"Tapi perempuan itu harus berdaya secara pikiran. Harus terus mau untuk belajar, mau untuk membuka pikirannya, mau untuk terus membaca, terbuka untuk isu isu terkini, mau mempertajam mengenai apa yang terjadi di sekeliling, mau untuk tau ada ketimpangan-ketimpangan yang terjadi di luar. Jadi ketika dia perempuan berdaya secara pikiran maka dia bisa banyak membantu orang lain," beber ibu satu anak ini.
Baca Juga: WHO Sebut Soal Gelombang Ketiga Covid-19, Siap-siap Lindungi Diri dengan Cara Ini
View this post on Instagram
Falla berpesan kepada semua perempuan agar bisa lebih berani untuk menentukan pilihannya. Dan lebih berani jika ingin mendobrak stigma, tapi tetap harus bertanggung jawab dengan pilihan dan keputusannya.
Ia ingin perempuan setidaknya merasakan apa yang ia rasakan, yakni bebas dalam memilih.
"Karena ya itu topik penting dan saya ingin perempuan di Indonesia mendapat kesempatan yang setidaknya yang saya dapatkan," ungkap Falla.
Baca Juga: Atta Halilintar Kembali Dinyatakan Covid-19, Bagaimana dengan Aurel?
"Saya ingin membuat perempuan berani untuk memilih. Saya ingin membuat laki-laki itu membebaskan perempuannya untuk memilih," tandas Falla.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
KOMENTAR