"Area-area yang tinggi (penyebaran virus) seperti ini (Indonesia), justru malah ideal untuk menguji vaksin. Karena nanti kita bisa bandingkan, kelompok yang diberi vaksin dengan kelompok yang diberi plasebo (cairan kosong)," ujar Ahmad.
Vaksin dibuat dengan prinsip keamanan dan kehati-hatian. Begitu pula dengan uji klinis yang dilakukan. Adapun fungsi dari uji klinis yang dilakukan juga mendukung dua prinsip itu. Meski dalam keadaan darurat, vaksin yang didistribusikan pemerintah kepada warga negaranya harus aman.
Di Indonesia, penggunaan vaksin juga memerlukan izin dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Vaksin yang didistribusikan di Indonesia pun sudah dinyatakan suci sehingga tidak mungkin vaksin yang diberikan kepada masyarakat belum teruji dan belum terbukti kehalalannya.
Baca Juga: Merger Gojek dan Tokopedia, Grup GoTo Hadirkan 3 Layanan Berbeda
2. Vaksinasi mengubah gen manusia
Pada 20 Maret 2021, beredar sebuah potongan gambar dari film I Am Legend yang berisi tulisan bahwa kegagalan kinerja vaksin Covid-19 di dalam tubuh akan mengubah manusia menjadi mutan atau zombie.
Informasi tersebut dapat dipastikan sebagai hoaks. Pasalnya, meski vaksin yang digunakan berasal dari RNA atau informasi genetik dari virus yang menyebabkan penyakit, rantai genetiknya sudah diputus terlebih dahulu.
Juru Bicara Vaksin Covid-19 PT Bio Farma Bambang Herianto menjelaskan, melalui RNA tersebut, tubuh akan belajar untuk mempelajari varian Covid-19 yang nantinya berfungsi untuk memancing kekebalan tubuh.
Para ahli juga sudah memperhitungkan kadar RNA yang aman untuk disuntikkan ke dalam tubuh manusia. Oleh sebab itu, tidak mungkin vaksin akan mengubah manusia menjadi mutan atau sejenisnya.
Baca Juga: Efek Aurel Hamil Muda, Atta Halilintar Mengaku Menjadi Lebih Sensitif
"RNA diambil kemudian dijadikan vaksin. Nggak mungkinlah mengubah manusia menjadi monyet," kata Bambang seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com (6/1/2021).
3. Hoaks peringkat keamanan vaksin berdasarkan merek
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR