NOVA.id - Belakangan ini hobi bercocok tanam cukup banyak digemari masyarakat, dengan beragam cara.
Salah satunya dengan teknik akuaponik. Buat sebagian orang, akuaponik bisa jadi alternatif bagi yang ingin bercocok tanam sambil beternak ikan pada lahan yang serba terbatas.
“Akuaponik merupakan cara bercocok tanam yang menggabungkan antara hidroponik dengan budidaya ikan. Hidroponik sendiri merupakan metode menanam tanpa menggunakan tanah sebagai medianya,” kata Gani Kurniawan, praktisi akuaponik yang sudah lebih dari dua tahun mendalami bidang itu.
Baca Juga: Rekomendasi 3 Akun Tiktok Seniman Lokal, Bisa Buat Inspirasi Melukis
Gani melanjutkan, “Air yang digunakan untuk nutrisi tanaman (akuaponik), berasal dari limbah feses ikan dan sisa makanan yang tak termakan oleh ikan.”
Jadi menurut Gani, akuaponik itu adalah sistem pertanian yang memanfaatkan kotoran ikan sebagai nutrisi bagi tanaman, serta memanfaatkan tanaman sebagai pengendali kualitas air bagi ikan.
Aneka Sayuran
Beberapa tanaman yang popular ditanam menggunakan konsep akuaponik di antaranya aneka sayuran seperti kangkung, bayam, tomat, terong, dan salada.
Baca Juga: 6 Cara Mencintai Diri Sendiri, Ikuti Langkah Ini agar Lebih Bahagia
Sementara di bawahnya, kita bisa memelihara hampir semua jenis ikan air tawar seperti ikan lele, nila, dan gurame.
Menariknya, untuk bercocok tanam dengan sistem akuaponik sederhana bisa dimulai dengan modal yang tak terlalu besar. Termasuk memanfaatkan ember sebagai kolam untuk tempat budidaya ikan.
“Untuk skala konsumsi keluarga, dengan modal Rp20.000 kita bisa berakuaponik. Misalnya memanfaatkan barang-barang yang tidak terpakai di rumah, terus kita beli bibit kangkungnya yang di (toko) online satu plastik harganya Rp2.000. Lalu beli lelenya, misalnya 10 ekor,” jelas Gani.
Baca Juga: Sistem Wanatani Kopi Berdampak Positif bagi Kesetaraan Gender
Agar akuaponik berhasil, sangat penting menjaga kualitas air agar tetap bersih dan ikan tidak stres, serta tanaman dapat tumbuh dengan baik.
“Kalau ikannya stres, otomatis dia tidak makan dan tidak mengelurkan feses, maka akan berdampak kepada nutrisi sayurannya," kata Gani.
Agar lebih jelas, Gani memberikan langkah cara bikin akuaponik sederhana.
Baca Juga: Rekomendasi Platform Lowongan Pekerjaan yang Bisa Mempermudah Kamu
Alat dan Bahan
✓✓ 1 wadah ember berkapasitas25 liter.
✓✓ 10 gelas plastik ukuran 250 ml.
✓✓ Kawat dan tang.
✓✓ Benih ikan 20 ekor.
Baca Juga: Stop Bandingkan Diri Sendiri dengan Orang Lain, Ini 4 Cara Ampuhnya!
✓✓ 1 plastik bibit tanaman sayur.
✓✓ Media tanam pengganti tanah, bisa menggunakan pecahan genteng, ampas kelapa, arang, atau rockwool.
Jika tak mau repot, kita bisa juga membeli ember yang telah disedain khusus untuk akuaponik di marketplace. Sehingga kita hanya perlu menyiapakan media tanam, bibit ikan, dan bibit tanaman.
Cara Membuat
1. Siapkan 10 gelas tadi untuk wadah tanaman, lubangi bagian samping dan bawahnya.
2. Potong kawat sepanjang 12 cm dan buat pengait untuk pegangan gelas di dalam ember.
3. Isi ember dengan air sekitar ¾ dari ukuran ember, disarankan jarak air dan permukaan bagian atas tidak terlalu dekat ya.
Baca Juga: Ini Karakter Orang Sukses dan Orang yang Nggak Mau Maju Menurut Maia Estianty
View this post on Instagram
4.Letakkan benih sayur seperti pada tempat terpisah, untuk dilakukan persemaian terlebih dahulu selama 7 hari.
5. Kemudian siapkan gelas yang telah dilubangi sebagai wadah tadi, di dalamnya diisi dengan media tanam seperti arang dan ampas kelapa.
6. Setelah tanaman berhasil disemai, pindahkan ke dalam gelas yang sudah diletakkan dalam sistem akuaponik.
Baca Juga: Kerja Freelance Makin Efektif dengan Ikuti Beberapa Tips Ini
Tertarik mencoba Sahabat NOVA?
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Berita yang lebih lengkap dan dalam ada di Tabloid NOVA. Belinya enggak repot, kok.
Sahabat NOVA bisa pilih langganan di Grid Store, atau baca versi elektroniknya (e-magz) di Gramedia.com, MyEdisi, atau Majalah.id.
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR