“Misalnya untuk anak autis, kadang dilihat dulu autisnya berat atau tidak. Sekolah khusus bukan SLB banyak sih, masalahnya biayanya mahal. Sekitar Rp1 juta sampai Rp2 juta, untuk (golongan masyarakat)
menengah ke bawah kan sulit,” tukas perempuan kelahiran Bandung, 20 Desember 1967 ini.
Makanya, Fifi berharap Rumah Hasanah bisa jadi solusi bagi mereka yang kesulitan menyekolahkan anaknya yang berkebutuhan khusus.
Baca Juga: 7 Tanda Anak Autisme yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya tentang Ekspresi Wajah
Jemput Bola
Tekad Fifi memudahkan ABK rupanya tak main-main. Tak jarang dia sampai menjemput bola agar “anak spesial” bisa bersekolah.
Seperti yang dilakukan Fifi saat bertemu Arifki (13), seorang tunagrahita. Seperti dikutip dari Kompas.com, ketika itu dia dipertemukan dengan bibi Arifki di daerah Cikutra, yang ingin keponakannya itu sekolah.
Nasib Arifki memang malang. Sejak kecil sudah ditinggal ayahnya entah ke mana, sedangkan ibunya yang tak kuat ditinggal suami malah mengalami gangguan jiwa, hingga akhirnya dia diasuh bibinya.
Baca Juga: Ibu Ini Tega Tinggalkan Anaknya yang Autis di Tempat Makan dengan Sepucuk Surat
View this post on Instagram
Cara Mengatasi Pengeluaran Membengkak saat Liburan Akhir Tahun Bersama Keluarga
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR