Arifki pun sempat sekolah di Rumah Hasanah, namun berhenti pada 2017 karena bibinya itu stroke. Sempat juga masuk sekolah negeri, namun tak lama berhenti.
Fifi akhirnya memutuskan mengantar jemput Arifki untuk sekolah, baik itu menggunakan ojek online atau oleh guru yang ditugaskan.
Kata Fifi, “Arifki itu tuna grahita. IQ-nya rendah, dia tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah umum. Lalu keluarganya ingin Arifki kembali sekolah di Rumah Hasanah.”
Kini, di bawah pengelolaan Fifi, Rumah Hasanah memiliki 9 tenaga pengajar dan 30 siswa. Mereka adalah penyandang autis, down syndrome, carebral palsy ringan, dan tunagrahita.
Baca Juga: Ini Dia Alasan Kenapa Anak dengan Autisme Cenderung Lebih Cerdas
Dalam satu hari anak belajar selama dua jam, satu anak didampingi satu guru. Pembagian kelas diatur berdasarkan kondisi individual anak.
Meski sempat minder punya anak down syndrome, kini Fifi mengaku bahagia, karena si buah hati mengantarkannya bertemu keluarga baru di Rumah Hasanah.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Cara Mengatasi Pengeluaran Membengkak saat Liburan Akhir Tahun Bersama Keluarga
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR