Memang Jatu yang saat itu masih sangat muda begitu suka dengan tantangan. Kata Jatu, “Ternyata katanya paling susah dan menguntungkan itu ekspor, kalau sampai bisa ekspor jago deh.”
Tahun 2016 Jatu pun belajar cara ekspor produk hasil taninya dengan mengikuti
berbagai kelas, pameran, hingga komunitas.
Singkat cerita akhirnya tahun 2017 Jatu berhasil melakukan ekspor berbagai jenis buah dan sayuran eksotis dengan kualitas premium ke Eropa. Seperti Belanda, Swiss, dan Prancis.
Baca Juga: Profil dan Biodata Gita Savitri, YouTuber yang Memilih untuk Childfree
Sayangnya, pandemi Covid-19 yang mulai masuk Indonesia pada awal tahun 2020, memaksa
Jatu menghentikan ekspor untuk sementara waktu.
Apakah Jatu menyerah? Tentu tidak. Saat ini dirinya masih bertani. Jatu mengajak pemuda Indonesia khususnya para perempuan untuk tidak malu menjadi petani.
Pasalnya sektor pertanian Indonesia sangat membutuhkan anak muda sebagai sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
Baca Juga: Bikin Bangga, Prof Deby Dapatkan Gelar Professor untuk Kedua Kali
View this post on Instagram
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR