Sebutlah dengan nama sebenarnya, sebagaimana anggota tubuh lainnya, seperti mata, hidung, dan telinga. Hal ini bisa diajarkan sejak dini, mulai si kecil berusia 2 tahun.
Kata Ihsana, “Jadi kalau kita mau menyebut alat kelamin, perempuan adalah vagina, kalau laki-laki adalah penis, tidak boleh diganti dengan nama lain yang justru membingungkan.
Misalnya kalau laki-laki sering disebut sebagai burung atau apa pun itu enggak boleh.
”Sehingga anak menjadi paham bahwa anggota tubuhnya punya nama. Selain itu hal ini juga dapat membantu anak ketika hal buruk terjadi, misalnya bagian kelamin anak disentuh orang lain, saat dia melapor tidak akan menyulitkan orang lain untuk bisa mamahami apa yang dikatakan anak.
Baca Juga: KIPI Vaksin Anak Bisa Terjadi, Orangtua Wajib Lakukan Hal Ini
View this post on Instagram
Kenalkan Soal Gender
Kenalkan pada anak bahwa ada dua jenis kelamin di dunia ini, yakni laki-laki dan perempuan, di mana secara fisik keduanya berbeda.
“Itu harus clear dijelaskan, misalnya dia perempuan punya adik laki-laki maka harus dikasih tahu, kamu perempuan sama dengan ibu. Nah ini lihat misalnya ketika adiknya dimandikan, ini adik kamu laki-laki bedakan dengan kamu, atau sebaliknya,” jelas Ihsana yang juga pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung (Unisba).
Ajarkan anak tentang otoritas diri, yaitu area tubuh mana saja yang tidak boleh disentuh orang lain.
Yaitu mulai dari tubuh bagian bawah leher segaris bahu sampai lutut. Tegaskan kepada anak bahwa tidak boleh ada yang memegang bagian kelaminnya, karena itu adalah anggota yang paling pribadi.
Kecuali oleh orangtua, misalnya untuk keperluan membersihkan kotoran ketika anak usai buang air, selain itu tidak boleh ada yang pegang siapa pun itu, baik orang terdekat, tante, atau teman.
Baca Juga: Ibu Wajib Tahu, Ini Cara Cegah Stunting dan Obesitas pada Anak
Tentunya sambil juga kita memberitahu kepada si kecil untuk tidak ragu menolak dan berkata tidak, bahkan berteriak meminta pertolongan saat ada orang asing yang mencoba menyentuh area pribadinya.
Bila anak sudah memahami, diharapkan dia bisa lebih melindungi dirinya dan mengomunikasikannya pada orangtua bila terjadi hal yang tak diinginkan.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR