NOVA.id - Target menurunkan angka stunting di Indonesia menjadi 14% pada 2024 butuh komitmen tinggi dari semua pihak, terlebih prevalensi balita stunting menurut SSGI 2021 masih sebesar 24,4%.
Bukan hanya pemerintah, pihak swasta dan masyarakat pun harus turun tangan dalam upaya memutus rantai stunting.
Untuk itu, Danone Indonesia berkolaborasi dengan Komunitas Ibu Canggih melalui Program Isi Piringku untuk mengajak para ibu menjadi garda terdepan dalam Bersama Cegah Stunting.
Para ibu dinilai menjadi kunci pemenuhan nutrisi si Kecil, terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yang merupakan masa emas dari tumbuh kembang anak.
“Danone Indonesia sangat mendukung dan berkomitmen untuk penyebarluasan informasi dan edukasi masyarakat terkait pencegahan stunting ini. Tentunya, ini tidak dapat dilakukan sendiri, namun dengan kolaborasi multi-pihak, antara pemerintah hingga masyarakat luas, terutama keluarga dan khususnya para ibu,” kata Health & Nutrition Sr. Manager Danone Indonesia, Rizki Pohan, dalam Instagram Live ‘Peran Ibu dalam Memenuhi Nutrisi pada Anak’
Gerakan #BersamaCegahStunting sendiri digaungkan oleh Danone Indonesia dan sudah sejalan dengan visi misi One Planet One Health, di mana kesehatan Bumi dan kesehatan Manusia saling berkaitan.
Danone Indonesia sendiri telah memiliki beberapa program cegah stunting dalam upaya memutus mata rantainya.
“Kami juga memiliki beberapa program terkait pola asuh, antara lain program Tangkas (Tanggap Gizi dan Kesehatan Anak Stunting), Gasing Nekmese di NTT, WASH-Gizi di lokasi pabrik, dan Isi Piringku. Saat ini, Isi Piringku sudah mencakup 9 provinsi di Indonesia,” tandas Rizki.
Isi Piringku yang diluncurkan sejak 2017 merupakan program untuk mengedukasi masyarakat agar lebih memahami porsi makan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Program ini merupakan pengembangan dari Isi Piringku yang dicanangkan Kementerian Kesehatan.
Baca Juga: Peringati Hari Ginjal Sedunia, Etana Berikan Edukasi Lebih Mengenai Kesehatan Ginjal
Peran Ibu dalam Mencegah Stunting
Mengapa peran ibu menjadi penting dalam upaya mengentaskan masalah stunting di Indonesia?
Menurut Ketua Departemen Ilmu Gizi FKUI, dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, SpGK, ibulah yang biasanya mengurus makanan anak sehari-hari, meski peran ini bisa dilakukan bersama ayah. Ibu biasanya berperan membuat jadwal makan anak, memilih jenis makanannya, mengolahnya, menyajikannya, bahkan memberikan makanan tersebut kepada anak.
“Jadi, tidak berlebihan jika dibilang bahwa kunci pemenuhan nutrisi yang optimal pada anak adalah ibu,” jelas dr. Nurul dalam kesempatan yang sama.
Pemenuhan nutrisi anak ini sangat penting dalam gerakan ‘Bersama Cegah Stunting’. Pasalnya, ketika nutrisi anak tidak terpenuhi dalam jangka panjang, anak bisa mengalami stunting sehingga kemampuan motoriknya lambat, perkembangan otaknya tidak optimal, imunitasnya rendah, dan anak rentan mengalami infeksi. Dampak buruk inilah yang harus dicegah sedini mungkin.
Untuk mencegah stunting, imbuh dr. Nurul, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh ibu maupun keluarga pada umumnya, yaitu:
Baca Juga: Aturan Jaga Jarak Dihapus, Benarkah Indonesia Sudah Capai Herd Immunity?
“Jika berat badan anak stuck dan tumbuh kembangnya tidak sesuai usia, segera berkonsultasi dengan dokter. Lebih cepat masalah pada anak diketahui, lebih cepat pula status gizinya dapat diperbaiki sehingga anak dapat terhindar dari stunting,” tutup dr. Nurul. (*)
Penulis | : | Widyastuti |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR