Pasalnya, saat bertengkar, remaja bisa setuju kalau teman-temannya bukan orang yang baik dan ia tak perlu berteman dengan mereka, meski dalam kebanyakan kasus, anak akan berbaikan dengan teman-tenannya.
Jika mengatakan hal buruk tentang teman anak, kecanggungan bisa terjadi jika anak kembali hang out dengan temannya tanpa diketahui orangtua.
2. Membantu anak melihat pola persahabatannya
Jika dijauhi teman ini merupakan hal serius, mungkin anak perlu dorongan untuk melihat bahwa hubungan persahabatannya itu nyatanya tidak "friendly."
Menurut Parents, jika anak remaja selalu dijauhi oleh temannya, kita perlu berbicara padanya. Jadi, katakan bahwa persahabatan seharusnya saling membangun, bukan menyiksa diri.
Mungkin, anak sebenarnya telah menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dalam persahabatannya, namun ia tak mau meninggalkan teman-temannya karena takut tak memiliki teman lagi.
Di mata remaja, memiliki teman yang buruk lebih baik dibanding tak memilikinya, sehingga masalah ini terkadang sulit dipecahkan.
Baca Juga: Ketiga Anaknya Jadi Korban Bullying Netizen, Sarwendah Siap Pasang Badan: Aku Marah Banget!
3. Mendorong remaja untuk mengungkapkan perasaannya
Jika remaja merasa dijauhi oleh teman-temannya, ia seharusnya didorong untuk berbicara.
Berbicara dengan salah satu teman yang ia percayai dan tak akan menyalahkannya adalah yang terbaik.
Dikutip dari Healthline, ketika remaja mendiskusikan perasaannya pada teman-teman yang ia percayai, tak boleh ada kata tuduhan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Alsabrina |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR