Dan dia menjawab, "silahkan pulang sana"
Sore harinya di hari sabtu tanggal 12 dia sudah dibolehkan pulang oleh dokter.
Lalu orang tuanya menjemput dia ke klinik.
Aku yang saat itu kondisinya masih menangis, langsung di tenangkan oleh orang tuanya.
"Sabar ya ka, arief memang begitu, harus sabar kitanya"
Aku yang saat itu sudah sangat pusing, ditambah menangis tanpa henti, aku bilang padanya, "Aku mau pulang aja, capek dari awal satu rumah di bentak terus"
Dan dia menjawab, "sana pulang!"
Karena kondisi dia yang belum stabil, maka mertua ku meminta kami untuk pulang ke rumahnya.
Di rumah mertua ku sampaikan pada mertua aku ingin istirahat duluan dengan alasan agak lelah.
Namun sebetulnya karena aku masih ingin menangis.
Baca Juga: Perjanjian Pranikah, Cara Melindungi Aset Pribadi Usai Menikah
Rasanya sakit hati sekali di bentak sedemikian rupa.
Keesokan harinya, sekitar pukul 3 dini hari, yakni hari minggu. saat itu aku baru selesai tahajud dan dia terbangun.
Dia bilang padaku, "katanya mau pulang, mana? Masih aja ada disini. Ayo sana pulang"
KOMENTAR