Peserta mungkin bisa mengembalikan materi paling dasar, sebuah kerja yang tidak kompleks, berusaha keluar dari praktik-praktik konvensional dimana ada kesetaraan antara tubuh dengan material.
Ini yang menarik dimana menempatkan praktik pengkaryaan seni dengan sejarah dan materi yang tersedia.
Di sesi Laboratorium Seni awal ini juga mungkin terbuka dengan diskusi antara sesama peserta, sebuah komunikasi dasar.
Temu Seni dengan tema Perfomans yang dilaksanakan di Makassar melibatkan 20 peserta dari berbagai provinsi, 2 fasilitator; yaitu seniman performans, perupa dan pegiat seni budaya, Marintan Sirait dan sastrawan dan penulis, Afrizal Malna, serta 5 narasumber; Arkeolog, Drs. Muhammad Ramli, Kepala BPNB Sulsel, Andi Syamsu Rijal, SS., M.Hum., Puang Matoa Bissu, Bissu Nani, Astronom, Dra. Premana W. Permadi, Ph.D., dan sutradara dan akademisi, Dr. Asia Ramli, M.Pd.
Ajang Temu Seni Performans di Makassar ini terwujud bekerja sama dengan komunitas Teater Kala yang berperan penting dalam merancang program dan pelaksanaan acara.
Kala Teater didirikan di Makassar pada Februari 2006. Perkumpulan ini berupaya mencapai visinya, yakni mengasah kepekaan antar-manusia melalui program penciptaan seni pertunjukan, kolaborasi lintas disiplin seni, pelatihan, residensi, diskusi, dan penelitian budaya.
20 seniman performans muda Indonesia yang turut serta dalam Temu Seni antara lain adalah; Abdi Karya, Anak Agung Putu Santiasa Putra, Arsita Iswardhani, Dimas Dapeng Mahendra, Dimas Eka Prasinggih, Fajar Susanto, Laila Putri Wartawati, Linda Tagie, Monica Hapsari, Prashasti Wilujeng Putri, Rachmat Hidayat Mustamin, Ragil Dwi Putra, Ratu Rizkitasari Saraswati, Ridwan Rau Rau, Rizal Sofyan, Rizky, Wahyu Fathin, Sasqia Ardelianca, Syskaliana, Taufiqurrahman dan Theo Nugraha.
Baca Juga: Bikin Kicep! Kiky Saputri Roasting Angelina Sondakh, Sindir Kasus Korupsi Hambalang
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
KOMENTAR