NOVA.id - Motor matik hingga sekarang ini masih menjadi primadona sebagai motor yang banyak digemari di Indonesia.
Wajar saja, hal ini karena penggunaan motor jenis ini dianggap lebih mudah dan simpel.
Namun dengan sistem mekanisme yang simpel tersebut, ada kekurangan yang dimiliki oleh motor matik.
Khususnya pada saat digunakan di area perbukitan atau di jalan menanjak dan menurun.
Ya, motor matik tidak memiliki engine brake atau sesuatu yang dapat menahan mesin seperti yang dimiliki motor manual.
Baca Juga: Trik Menyalip Kendaraan Pakai Rumus PDA, Jangan Kepancing Emosi
Di mana pada motor manual engine brake didapatkan dengan cara menurunkan transmisi ke gigi lebih rendah.
“Pemahaman tentang matik kadang-kadang tidak disadari dengan benar oleh para penggunanya. Matik itu dibuat untuk efisiensi yang sederhana, sehingga dia tidak memiliki transmisi seperti motor manual. Dia hanya mengandalkan gas, rem depan, dan rem belakang,” kata Jusri Pulubuhu, Praktisi Keselamatan Jalan Raya dan juga Founder dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), kepada NOVA.
Akibatnya, dalam keadaan tertentu seperti di tanjakan atau turunan, pengendara matik malah bisa kebablasan, hingga terjungkal.
Baca Juga: Aturan Baru Pajak Kendaraan, Tak Bayar Dianggap Bodong dan Bisa Disita
Lantas, bagaimana cara aman berkendara motor matik saat di jalanan yang menanjak dan menurun?
Pada saat akan memasuki jalan menanjak, sebaiknya mengambil jarak yang cukup agar bisa mengambil ancang-ancang.
Pada saat di tanjakan jangan langsung buka gas secara penuh, pastikan untuk membuka gas secara perlahan agar torsi mesin dapat maksimal.
Jika lalu lintas sedang lengang dan memungkinkan, tak ada salahnya untuk membuat pola zig-zag saat menanjak.
Dengan begitu, mesin tidak terlalu bekerja keras saat menanjak. Jalannya menjadi agak landai karena kita berjalan miring.
Baca Juga: Aturan Berkendara Saat Ketemu Ambulans Berikan Jarak, Bukan Mengekor
Di mana ada jalanan yang menanjak, kita pasti akan bertemu dengan jalanan yang menurun.
Dalam kondisi ini, penggunaan rem harus diminimalisir untuk mengantisipasi terjadinya panas berlebih yang bisa menyebabkan terjadinya gagal fungsi rem, seakan-akan rem blong.
Sebagai gantinya, kita bisa memperlambat laju motor kita dengan tetap menahan gas tanpa mengosongkannya.
“Paling tidak buka katup gas 80 persen, tinggalkan sekitar 20. Artinya katup tidak ditutup dengan penuh, ketika buka sedikit maka akan terjadi perlambatan mesin,” jelas Jusri.
Baca Juga: Waspada Mobil Tiba-tiba Terbakar, Jangan Sepelekan Tegangan Listrik
Nah, seringnya pengendara melakukan kesalahan dengan langsung membuka atau mengosongkan gasnya, karena berpikir dengan begitu laju motor akan melambat.
Padahal, hal itu membuat laju motor semakin tak terkendali dan tentu saja berbahaya karena tumpuan penahan beban hanya akan dibebankan pada rem saja.
Posisikan badan condong ke depan saat berada di tanjakan agar roda depan mendapatkan grip atau cengkraman yang kuat terhadap permukaan jalan. Sebaliknya, saat berkendara jalur turunan, posisikan postur badan condong ke belakang.
Terakhir, sebaiknya kita selalu mengidentifikasi situasi yang ada ataupun kondisi jalanan yang akan dilewati, sehingga jika memungkinkan tidak berhenti di tanjakan.
Baca Juga: 5 Tips Konvoi Motor Tetap Aman, Jangan Lupa Istirahat Sesuaikan Usia
“Karena saat kita menggunakan matik di tanjakan curam maka kendaraan itu membutuhkan usaha yang lebih besar dan enggak jarang mereka enggak kuat tenaganya,” ujar Jusri.
Agar perjalanan kita lancar, sebaiknya selalu mempersiapkan kondisi kendaraan pastikan selalu dalam kondisi prima, jangan lupa persiapkan juga mental dan keahlian berkendara apalagi jika akan melewati perbukitan. Selamat mencoba Sahabar NOVA!
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA, setiap Kamis siang.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR