NOVA.id - Sejak pemberitaan Putri Candrawati yang divonis 20 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) pada Senin (13/2/2023) terkait kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, publik bertanya-tanya seperti apa kehidupan yang akan dilaluinya di penjara.
Lebih lanjut lagi, muncul juga pertanyaan tentang seperti apa hari-hari perempuan yang dibui.
NOVA mendapatkan gambaran tentang kehidupan perempuan di penjara dari Baiq Nuril Maknun.
Baiq Nuril adalah seorang guru honorer SMAN 7 Mataram, NTB, yang pernah menerima nasib mendekam di balik jeruji besi selama beberapa bulan karena terjerat dengan Pasal 27 Ayat 1 UU ITE juncto Pasal 45 UU ITE.
Kala itu, perempuan yang berprofesi sebagai guru dan memiliki 3 anak yang masih di bawah umur ini dituntut dengan UU ITE lantaran merekam percakapan telepon dari kepala sekolahnya bernama Muslim yang menceritakan pengalaman seksualnya dengan seorang perempuan yang bukan istrinya dan juga dikenal Nuril.
Rekaman percakapan telepon yang dianggap Nuril sebagai pelecehan seksual itu pun akhirnya menyebar luas hingga sampai pada Pengawas SMAN 7 Mataram dari Dinas Dikpora Mataram.
Meski sudah bebas sejak 29 Juli 2019, pengalamannya mendekam di balik jeruji besi tak akan pernah Baiq Nuril lupakan seumur hidupnya.
Eksklusif bersama NOVA, Baiq Nuril menceritakan lagi kejadian pilu yang dihadapinya kala itu.
Setelah satu tahun dirinya dilaporkan, dia pun harus menjalani masa kurungan, bermula di Polres Lombok Barat sekitar dua minggu hingga harus menempati ruang tahanan yang sangat sempit.
Baca Juga: Permohonan Amnesti Diterima DPR, Baiq Nuril Sujud Syukur dan Peluk Anak Lelakinya
"Waktu itu saya ditahan di Polres Lombok Barat, kalau tidak salah kurang lebih 2 minggu (masa tahanan), dengan kondisi ruang tahanan itu tempat tidur itu di bawah, ukuran sekitar antara 2x2 meter.
"Sempit sekali kala itu, kalau tidur berdua saling berhadapan atau berlawanan, kaki pasti akan nekuk, terus kamar mandinya langsung di situ, kamar mandinya tutupannya pakai gorden yang tidak layak," cerita Baiq Nuril tentang pengalamannya.
Rilis Inclusivision Project, Honda Beri Wadah Teman Color Blind Ekspresikan Diri
Penulis | : | Widyastuti |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR