Orang yang pede, akan fokus pada apa-apa yang membuat ia merasa dirinya berharga, yaitu dengan menjadikan dirinya bermanfaat untuk orang tua, saudara kandung, kelak keponakan-keponakannya.
Nah, bila Anda cemas bahwa Heti akan jadi minder karena belum menikah, ini akan sampai ke Heti, karena eratnya hubungan ibu-anak.
Singgung Soal Pernikahan Sehat
Jangan lupa juga untuk menyinggung tentang apa yang bisa perempuan harapkan dari sebuah pernikahan yang “sehat”. Menjadi bahagia, peluang untuk punya anak, akan jadi pengalaman luar biasa.
Berceritalah bagaimana Anda dan suami membangun keluarga, berbisnis bareng sehingga anak-anaknya bisa S1 dan S2.
Ini bukanlah paksaan bagi Heti untuk cepat-cepat nikah. Ini adalah sebuah cara untuk menanamkan di benak Heti bahwa pernikahan bisa menjadi sesuatu yang bernilai positif bila kita bisa membawakan peran sebagai istri dengan positif juga.
Beda, ya, Bu Djuha, dengan gaya di mana tiap ada kesempatan Anda mengatakan, ”Mama, kan, sudah tua, kapan ya Heti bisa kasih mama cucu?” Ini hanya akan membuatnya merasa bersalah.
Bela Anak
Setelah menguatkan Heti dengan mendukung kegiatan yang membuatnya merasa nyaman tadi, bersama si kakak, bersikap lebih tegas-lah bila ada omongan miring tentang Heti.
Bela anak Anda, kalau perlu dengan kata-kata keras untuk menunjukkan ketidaksenangan Anda dan si kakak.
Tegas saja katakan...
Baca Juga: Konsultasi Psikologi: Lagi, Aku Lihat Ayah Bermesraan Masuk Apartemen
Tegas saja katakan untuk tidak perlu mengurusi Heti, karena dia sudah pandai mengurus dirinya sendiri.
Tentang dugaan Heti anak angkat? Kalau Bu Djuha memang melahirkannya, rugi amat sih, kok, terganggu oleh orang yang sirik?
Diamkan saja, yang penting dijaga adalah agar Heti tidak terpengaruh isu destruktif ini.
Jangan Cemaskan Apa yang Tidak Nyata
Bu Djuha, berhentilah untuk mencemaskan apa-apa yang saat ini tidak nyata ada di hadapan Ibu. Gunakan tiap kesempatan untuk membangun hubungan ibu-anak yang erat, terbuka, dan jujur.
Dengan begini, apa pun yang Heti rasakan, pasti akan dibaginya bersama bundanya, demikian pula Anda.
Jangan lupa untuk memuji kesigapannya mondar-mandir mengurus apa-apa yang selama ini memang diurusnya. Oke, Bu Djuha?
Sekali lagi, jangan habiskan energi Anda memikirkan apa-apa yang hanyalah merupakan kecemasan tak berdasar. Bahagiakan diri di alam nyata.
Hari ini, hari di mana Anda bernafas, beraktivitas, bicara pada suami dan anak-anak, lakukan hal-hal yang positif dan ada manfaatnya. Jauhkan pikiran dan bayangan kecemasan.
Insyaallah, Bu Djuha akan jadi “matahari” dalam keluarga Anda. Sumber dari kehangatan, keceriaan, dan kebahagiaan suami dan anak-anak. Salam sayang.(*)
(Bila Anda ingin berkonsultasi dengan psikolog Rieny Hassan, silakan kirimkan kisah Anda ke email nova@gridnetwork.id dan tuliskan “Konsultasi Psikologi” pada subjek email. Tuliskan juga nama–boleh nama samaran–dan kota domisili Anda.)
Penulis | : | Made Mardiani Kardha |
Editor | : | Made Mardiani Kardha |
KOMENTAR