NOVA.id - Asam folat merupakan salah satu nutrisi yang paling utama dibutuhkan selama masa kehamilan.
Ibu hamil yang kekurangan asam folat bisa berdampak pada janin termasuk cacat hingga keguguran.
Asam folat merupakan vitamin B9 yang mendukung pembentukan sistem organ pada janin, serta nenastikan janin tetap tumbuh dan berkembang baik dalam kandungan.
Asam folat biasanya terkandung dalam beberapa makanan termasuk sayur, kacang-kacangan, buah-buahan, roti, sereal, hati sapi, ikan, dan telur.
Angka kecukupan gizi kebutuhan asam folat untuk ibu hamil adalah 600 mikrogram/hari.
Jika tidak terpenuhi dari makanan, ibu hamil biasanya diresepkan vitamin asam folat.
Menurut News Today, ibu hamil yang tidak tercukupi kebutuhan asam folatnya akan merasakan beberapa gejala berikut:
Lemas, kekuarangan energi, kelemahan otot, kelelahan, pusing, mudah tersinggung, wajah pucat, sesak napas, lidah memerah, sariawan, luka di lidah dan mulut, lidah terasa pahit, sulit berkonsentrasi, linglung, jantung berdear-debar, diare, penurunan berat badan.
Namun, apabila ibu hamil kekurangan asam folat, bisa berakibat buruk pada janin.
Melansir dari Siloam Hospital, kondisi ibu hamil kekurangan asam folat bisa menyebabkan kelainan tabung saraf.
Tabung saraf merupakan bawaan sumsum tulang belakang, tulang belakang, atau otak.
Baca Juga: Bisa Jadi Alternatif Obat Mual saat Hamil, Ini 5 Jus Buah Penuh Asam Folat yang Baik untuk Janin
Kelainan ini bisa menyebabkan kematian.
Kelainan tabung saraf yang diderita biasanya adalah spina bifida dan anensefali.
Spina bifida adalah kondisi yang harus diwaspadai karena berpengaruh pada perkembangan neurologis dan kognitif anak.
Sedangkan anensefali adalah cacat saat pembentukan saluran saraf bayi selama perkembangan.
Bayi dengan anensefali mungkin hanya bertahan selama beberapa jam atau beberapa hari setelah lahir.
Jika janin kekuarangan asam folat, inilah beberapa efek samping saat lahir:
- Bibir sumbing
- Kelahiran prematur di bawah 37 minggu
- Bayi berat badan lahir rendah
- Risiko keguguran
- Komplikasi pada ibu hamil seperti preeklamsia. (*)
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
KOMENTAR