NOVA.id - Kabar duka datang dari PT Kereta Api Indonesia (Persero).
KA Turangga dan KA Lokal Commuterline Bandung Raya bertabrakan pada Jumat, (05/01).
KAI mengungkap dalam tabrakan adu banteng ini, seluruh penumpang dievakuasi dengan selamat.
Ada 287 orang penumpang KA Turangga dan 191 penumpang KA Lokal Commuterline Bandung Raya.
Sejumlah 18 penumpang mengalami luka ringan dan segera dilariakn ke RSUD Cicalengka, sedangkan 2 orang ke RS Edelweis, dan 2 orang lainnya ke RS AMC.
KAI juga memberikan kabar duka atas meninggalnya 4 petugas KA.
Empat petugas KA yang meninggal dunia merupakan masinis, asisten masinis, pramugara, dan sekuriti.
"Kami sangat berduka atas meninggalnya sejumlah petugas KA akibat kecelakaan tersebut.
Kami sangat mengapresiasi jasa mereka yang telah berkontribusi terhadap perusahaan," ucap EVP of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji dikutip dari Kompas.com.
Raden juga menuturkan pihaknya tengah berusaha melakukan evakuasi KA untuk dibawa ke stasiun terdekat.
Sebab insiden ini membuat jadwal kereta api lainnya turut mundur.
Baca Juga: Catat! Ada Switch Over di Stasiun Manggarai! Ini 5 Dampaknya untuk Pengguna KRL
"Saat ini, seluruh tim kami beserta pihak-pihak terkait seperti TNI-Polri, Basarnas, DJKA Kemenhub, KNKT, dan pihak-pihak lain sedang melakukan upaya penanganan kecelakaan kedua kereta tersebut," sambungnya.
Diketahui, ada 19 relasi yang terdampak akibat tabrakan adu banteng KA Turangga dan KA Lokal Commuterline Bandung Raya.
Ada 9 perjalanan kereta yang batal damn 10 perjalanan lainnya yang harus menggunakan rekayasa operasi jalan memutar.
Namun, tentunya rekayasa operasi dengan jalan memutar tersebut ditempuh dengan waktu perjalanan yang lebih lama.
"Relasi seharusnya Bandung-Cicalengka-Banjar-Kroya menjadi Bandung-Cikampek - Cirebon-Purwokerto-Kroya," ujarnya.
"Jadi memang tentunya ini ada konsekuensinya ya dengan memutar tersebut.
Kereta api yang kita operasikan secara memutar ini tentu akan ada waktu tambah perjalanan.
Kalau tambahan waktunya sekitar 2-3 jam," imbuhnya. (*)
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
KOMENTAR