dr. Hario Tilarso, Sp.KO., FACSM saat ditemui Nova menjelaskan, saat tidur otomatis tubuh tidak bergerak atau metabolisme gerakan tubuh pelan dan lebih menenangkan. "Pengeluaran kalorinya pun sedikit karena yang dibutuhkan hanya tenaga yang diproses di badan, misalnya untuk darah mengalir."
Tapi begitu bangun, katakanlah duduk, sudah mulai ada pengeluaran kalori. Lalu, dilanjutkan dengan gerakan jalan, mandi, naik tangga, pengeluaran kalorinya akan bertambah lagi. "Semua kegiatan tersebut adalah pekerjaan sehari-hari yang tidak ada kaitannya dengan olahraga."
Menurut Hario, pengeluaran kalori adalah produk panas yang dihasilkan oleh badan. "Banyaknya kalori yang dikeluarkan itulah yang diukur dalam sehari. Berapa banyaknya kalori yang dikeluarkan harus diimbangi dengan makanan sebanyak kalori yang dikeluarkan."
Jika banyaknya makanan dan pengeluaran kalorinya sama besarnya, tidak akan terjadi kenaikan atau penurunan berat badan karena jumlahnya seimbang. "Tapi jika makannya berlebih misalnya mencapai 6 ribu kalori, sementara pengeluarannya hanya 2 ribu kalori, maka akan ditimbun jadi lemak. Itulah yang membuat tubuh menjadi gemuk."
Ia pun mengakui, idealnya olahraga dilakukan sebanyak 3-5 kali per minggu, masing-masing 20-60 menit. "Intensitasnya jangan terlalu berat dengan cara mengukur nadi 110-120, atau tidak perlu sampai habis-habisan."
Namun, bila Anda tak memiliki banyak waktu, kabar baiknya adalah bisa juga bakar kalori tanpa olahraga. "Bisa dilakukan kegiatan lain, misalnya naik tangga. Banyak orang berpikir kegiatan sejenis ini bukan termasuk olahraga. Naik saja dari lantai 2 sampai 4 selama 20 menit, itu sudah membuang kalori. Sama saja dengan melakukan olahraga."
Menurut dokter yang juga praktik di RS Premier Bintaro ini, WHO memberikan panduan bagi orang yang tidak sempat pergi ke pusat kebugaran yaitu dengan kegiatan bakar kalori tanpa olahraga. "Mereka bisa melakukan aktivitas di rumah tapi yang dilakukan setiap hari. Waktunya minimal 30 menit dan melakukan pekerjaan tangan, seperti mencuci tanpa mesin cuci, menggosok baju, membersihkan jendela, menyapu lantai, mengepel. Semua kegiatan itu sudah cukup menjaga atau meningkatkan kesegaran jasmani."
Hario memberi contoh salah satu pasiennya yang mengaku sulit melakukan olahraga. "Ketika dia berada di Amerika mengurus cucu, berat badannya turun karena sibuk beraktivitas mengikuti kegiatan sang cucu. Kegiatan itu termasuk pada bakar kalori tanpa olahraga. Namun, saat kembali ke Indonesia kembali gendut karena tidak melakukan kegiatan apa-apa."
Sebaiknya, lanjut Hario, setiap orang harus aktif melakukan gerakan apapun bentuknya agar tetap sehat. "Jika di kantor ada tangga, pergunakan tangga jangan pakai lift. Parkirlah mobil agak jauh dari pintu masuk agar bisa berjalan kaki untuk membakar kalori," ujarnya tentang tips bakar kalori tanpa olahraga.
Berapa banyaknya kalori yang dikeluarkan sangat tergantung dari lamanya aktivitas dan berat badan seseorang. "Orang yang badannya tinggi besar tentu akan butuh membuang kalori yang lebih banyak. Sebaliknya orang yang kurus akan membutuhkan membuang kalori yang lebih sedikit. Begitu juga dengan waktu yang dikeluarkan, lebih lama waktunya akan lebih banyak kalori yang dibuang."
Noverita K. Waldan
Rilis Inclusivision Project, Honda Beri Wadah Teman Color Blind Ekspresikan Diri
KOMENTAR