TabloidNova.com - Berawal memenangi suatu kompetisi, duo sahabat Maretta Astri Nirmanda (28) dan Ivan Kurniawan (28) akhirnya menekuni bisnis batik denim. Mengusung bendera Lazuli Sarae, mereka sukses memberikan inovasi dan terobosan pada pasar batik denim. Kini, produknya tak hanya laku di pasar lokal namun sudah mulai merambah hingga ke mancanegara.
Simak percakapan NOVA dengan keduanya beberapa waktu lalu.
Bagaimana awal terjun berbisnis batik denim?
Ivan: Awalnya saya baca informasi ada kompetisi yang dibuat Kementerian Perdagangan tentang Lomba Rencana Bisnis Kreatif 2010. Saya tertarik, terus mengajak Retta untuk ikut lomba tersebut. Retta menyanggupi. Setelah diskusi, Retta mengusulkan untuk menggunakan tugas akhir rekan kampusnya yang bernama Gilang. Kami pun sepakat untuk menjadikan dasar ide bisnis kami. Rencana bisnis yang kami ajukan berjudul "Eksplorasi Reka Batik Pada Material Denim." Alhamdulillah kami menang jadi juara 2 dan mendapatkan hadiah uang sebesar Rp 10 juta.
Retta: Iya, setelah menang kami enggak cuma mau teori tapi langsung mengaplikasikannya dalam bentuk bisnis yang real. Ternyata, enggak mudah. Kami melakukan riset produk yang cukup memakan waktu dan juga biaya. Apalagi saat tes pasar, awalnya tidak ada yang beli. Untuk memudahkan semuanya, akhirnya kami sepakat mendirikan CV Lazuli Sarae dengan tambahan modal.
Berapa modal awal yang dikeluarkan?
Ivan: Waktu itu seingat saya biaya riset sampai dengan produksi habis sekitar Rp 60 jutaan. Itu juga enggak dari kantong kami pribadi tapi juga sempat mengajak teman-teman untuk ikut berinvestasi.
Retta: Tak hanya modal yang menjadi permasalahan, tapi lebih ke pengalaman untuk berbisnis karena tak satu pun dari kami yang punya background bisnis. Saya lulusan Kriya Tekstil ITB sedangkan Ivan ambil jurusan Teknik Informatika. Semua jadi pengalaman berharga. Trial error terus agar bisa jadi evaluasi.Semua penuh tantangan deh waktu itu.
Apa saja tantangannya?
KOMENTAR