TabloidNova.com - Berdasarkan data WHO pada tahun 2007-2013, rata-rata tinggi anak Indonesia di usia 5-10 tahun masih di bawah standar yang dikeluarkan oleh WHO. Menurut Kepala Bidang Advokasi dan Kemitraan Kementrian Kesehatan RI Dr. Nana Mulyana SKM, MKes, hal ini disebabkan oleh beberapa fakta bahwa anak Indonesia masih minim kesadarannya tentang kebiasaan sarapan. Selain itu jajanan anak di sekolah juga tidak sehat, dan aktivitas fisik yang dilakukan oleh anak-anak Indonesia di bawah usia 10 tahun masih kurang.
Untuk itu Dr Nana dalam seminar untuk para guru yang diselenggarakan oleh PT Tupperware Indonesia dalam program "Aku Anak Sehat", menyarankan, "Para orangtua di rumah dan guru di sekolah bisa lebih gencar mengajak anak untuk mau sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah, dan membawa bekal dari rumah untuk disantap di waktu istirahat di sekolah."
Agar anak-anak usia sekolah dasar terhindar dari mengonsumsi jajanan sekolah yang tidak sehat, Dr. Nana berharap adanya peningkatan peran guru serta UKS (Unit Kesehatan Sekolah) untuk ikut mengawasi para penjual jajanan, terutama di kantin sekolah, untuk menjual makanan yang sehat dengan bahan baku yang sehat pula.
Makanan atau jajanan yang sehat, kata Dr Nana, adalah makanan yang tidak terlalu banyak digoreng, apalagi yang menggunakan minyak goreng yang sudah lama dipakai berkali-kali. Tidak instan atau berpengawet dan berpewarna buatan.
Selain mengawasi para penjual jajanan, Dr Nana juga ikut memperingatkan satu hal yang juga teramat penting bagi kelangsungan masa depan anak-anak bangsa.
"Pihak sekolah wajib memberlakukan kawasan sekolah sebagai area yang tidak boleh dimasuki oleh rokok. Termasuk spanduk berisi iklan rokok, sponsor acara sekolah dari rokok, juga penjual rokok," katanya.
Selanjutnya, pihak sekolah bisa bekerja sama dengan aparat atau petugas setempat untuk sama-sama menertibkan hal ini.
Intan Y. Septiani
KOMENTAR