Dampaknya, tak heran jika di setiap kesempatan orangtua baru ini akan selalu menceritakan tentang bayi mungilnya yang luar biasa. Entah itu di kantor, di supermarket, di kereta, saat bertemu teman-teman lama, atau berkumpul bersama keluarga besar.
Pada awalnya mereka tentu akan ikut senang, bahagia, dan antusias mendengar cerita Anda tentang si kecil. Namun setelah lebih dari satu jam Anda hanya menceritakan tentang si kecil tanpa memberi kesempatan orang lain menceritakan kisah mereka, bisa jadi Anda akan ditinggalkan oleh mereka.
Ada baiknya jika Anda juga sesekali bertanya kepada orang lain soal pengalamannya merawat bayi, sehingga komunikasi yang terjadi tak didominasi oleh cerita Anda. Namun ingat, jangan merasa Anda yang paling menderita saat merawat bayi baru lahir atau merasa paling benar dalam merawat bayi.
4. Menunjukkan kepada Orang Lain Andalah yang Paling Menderita
Sejumlah perempuan mengaku jengkel ketika mendengarkan perempuan lain yang merasa merawat anak-anaknya jauh lebih memusingkan ketimbang ibu lainnya. Bahkan tak jarang ada yang membandingkan, betapa menderitanya memiliki tiga anak ketimbang ibu yang memiliki satu anak.
Hindarilah kalimat, "Kamu baru akan tahu rasanya ketika punya anak lebih dari satu." Berbagi mengenai persoalan keluarga dengan anak-anak tentu ada baiknya, namun tak perlu saling menghakimi.
5. Selalu Mengatakan Betapa Lelahnya Menjadi Ibu
Coba Anda tanyakan kepada orangtua baru, apa yang mereka rasakan setelah punya anak. Jawaban yang sudah pasti adalah kata "lelah". Tidak ada orangtua yang tidak lelah saat merawat bayi. Apalagi Anda harus kerap terbangun di tengah malam, sekadar untuk menyusui ataupun mengganti popok.
Namun percayalah, kebahagiaan merawat bayi akan Anda rasakan jika Anda menjalaninya dengan penuh tanggung jawab dan rasa syukur karena telah dikaruniai anak yang sehat. Untuk menghindari kelelahan, Anda tetap bisa melakukan hal-hal yang menjadi hobi Anda selama ini saat si kecil tertidur pulas, bukan?
Intan Y. Septiani/Babble
KOMENTAR