Perbedaaan hasil mimpi antara pria dan wanita ini disebabkan oleh banyak hal. Lauri menduga, ada faktor gender, kondisi sosial, atau unsur kimia yang memengaruhi perbedaan itu. "Bagi kaum wanita, ada kecenderungan untuk mengkritisi diri sendiri. Maka, kerap kali kaum wanita bermimpi ia berargumentasi dengan karakter lawan dalam mimpinya, atau bahkan menjadi korban kekerasan fisik dan psikis dalam mimpinya."
4. Tidur dengan Lampu Menyala Lebih Mudah Mengingat Mimpi
Sejumlah orang mampu mengingat kembali apa yang ia impikan tadi malam, kendati sebagian dari mereka juga kesulitan mengingat lagi mimpinya. Orang-orang yang kerap terbangun beberapa kali di sela-sela waktu tidurnya ditengarai akan lebih mudah mengingat isi mimpinya. Ini diungkap oleh sebuah studi di Prancis pada awal tahun 2014 ini, dan sudah dipublikasikan dalam jurnal Neuropsychopharmacology.
Momen terjaga di antara mimpi ini menjadi momen untuk mengurai isi mimpi. Sehingga memori untuk mengingat mimpi akan jauh lebih panjang. Hasil penelitian itu juga menunjukkan fakta, orang-orang yang mampu mengingat kembali mimpinya memiliki aktivitas otak yang lebih aktif saat distimulasi.
"Ini menjelaskan mengapa meraka yang lebih sering terbangun memiliki peluang lebih banyak untuk mengurai isi mimpi dalam ingatanya," papar asisten peneliti Perrine Ruby, yang meneliti cognitive neuroscience di Lyon Neuroscience Research Center di Prancis.
5. Terapi Dapat Menghilangkan Mimpi Buruk
Mimpi buruk bisa ditangani, kata Antonio Zadra, PhD, penulis dan peneliti dari University of Montreal. "Sayangnya, para ahli kesehatan jiwa tidak selalu menangani kasus mimpi buruk secara serius," ujar Zadra. "Banyak ahli menganggap kasus mimpi buruk sekadar isu kedua ketimbang isu lainnya, dan akhirnya mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya ada terapi efektif yang bisa diberikan untuk menangani perilaku kognitif untuk menyudahi gangguan aneka jenis mimpi buruk, termsauk trauma."
Lauri mencatat, mimpi buruk sering diabaikan atau salah penanganan oleh para ahli. Sehingga, "Cara terbaik untuk menangani mimpi buruk adalah dengan mencari secara benar apa yang menjadi pencetusnya," tegas Lauri. Menceritakan apa yang diimpikan, sebagai salah satu contoh, bisa membantu mencari akar penyebab mimpi buruk yang kerap dialami.
Dan menuliskan kembali mimpi buruk yang dialami dengan menambahkan akhir mimpi yang baru, dipercaya bisa secara efektif mengarahkan alam bawah sadar untuk merespons dengan cara berbeda setiap kali mimpi buruk itu datang kembali.
Intan Y. Septiani/Every Day Health
KOMENTAR