Sejak dapat kabar dari kantor adik bungsunya, Siwi Sugandini (45), hilang Selasa (7/7) silam, keluarga Agus Suhardjo (51) panik. Siwi bekerja di PT Sarana Bandar Nasional (SBN), perusahaan bongkar muat di kawasan Tanjung Priok. "Katanya, sudah dua hari Siwi tak masuk kerja. HP Siwi juga tidak bisa dihubungi," kisah Agus (Jumat, 21/8), di rumah kontrakannya di Pondok Pinang, Jakarta Selatan.
Takut terjadi apa-apa, kantor mengecek rumah Siwi di kawasan Pabuaran, Cibinong, Bogor. Rumah itu kosong. Hanya mobil dinas Siwi terparkir di sana. "Karena tidak mendapati Siwi itulah, kantornya segera menghubungi keluarga," lanjut Agus.
Ke mana Siwi? Begitu pertanyaan yang muncul di benak Agus. "Padahal, tanggal 4 Juli, saya sempat telepon dia. Katanya lagi ada urusan ke Bandung. Sejak pagi dia istirahat di sebuah hotel melati di daerah Cileunyi. Setelah itu, dia mau ke Garut."
Agus tak curiga. Ia menduga, adiknya pergi bersama sopir. "Dua minggu sebelumnya, Siwi pernah cerita pergi ke Bandung bersama sopir dan tetangganya. Katanya, sih, ada urusan bisnis, mau transaksi. Dia membiayai proyek temannya. Pernah dia cerita transfer Rp 15 juta ke rekening teman bisnisnya. Saya pikir, hari itu temannya mau membayar pinjaman."
Hotel Melati
Ingatan itulah yang membawa Agus melacak kepergian adiknya ke Bandung. Tak ada hasil, ia pun memutuskan lapor polisi di Bogor, sesuai domisili Siwi. "Tapi polisi belum menanggapi karena hilangnya Siwi belum ada unsur kriminalnya," jelas Agus.
Titik terang didapat dari kantor Siwi yang kenal pria itu. Si lelaki pernah bekerja di SBN beberapa tahun silam, sebelum kemudian diberhentikan. "Katanya, namanya Epih Lasopia (41), tinggal di Bekasi Timur. Bersama keluarga, saya menemui Epih. Dia memang mengaku kenal Siwi, tapi sudah dua bulan tidak berkomunikasi lagi."
Agus yakin, adiknya punya hubungan dengan Epih. Apalagi, di rumah Siwi, Agus menemukan surat pernyataan, Epih pinjam uang Rp 25 juta disertai kesanggupan membayar 10 persen dari nilai pinjaman setelah tiga bulan. Agus juga menemukan bukti transfer ke rekening Epih yang jumlahnya lebih dari satu. "Totalnya hampir Rp 90 juta," kata Agus seraya menunjukkan bukti transfer.
Meski menaruh curiga pada Epih, keluarga Agus tidak mampu berbuat apa-apa. Sampai akhirnya ia lapor polisi. Laporan Agus direspons dengan baik. Ia diajak mencari jejak Siwi di hotel-hotel melati, sesuai info yang disampaikan Agus.
"Akhirnya kami menemukan nama Epih pernah check-in di Hotel Milenia, tanggal 4 Juli dan sorenya check-out. Dari sini, ada titik terang. Polisi memanggil Epih. Awalnya hanya sebagai saksi."
Henry Ismono
KOMENTAR