Memang tak mudah membedakan flu ini dengan flu yang biasa kita alami. Namun, jika diperhatikan dengan seksama, gejala flu ini tidak hanya ditandai dengan pilek, batuk, radang tenggorokan, tapi juga demam tinggi. Di negara asalnya saja, Meksiko, virus ini sudah membunuh sekitar 153 orang dan ratusan orang lainnya di beberapa negara Eropa dan Asia, termasuk Indonesia. Oleh sebab itu, Badan Kesehatan Dunia, WHO, menyatakan fase virus ini sudah sampai pada level enam.
Meluasnya flu babi dan membayangkan bahayanya, membuat kain kecil penutup mulut dan hidung alias masker, menjadi sangat penting dan paling dicari. Tingginya permintaan pasar terhadap masker tentu saja membuat para produsen dan pemasoknya kebanjiran pesanan.
Joko, misalnya, salah seorang pengrajin masker di Tangerang, belakangan ini mendapat pesanan dua kali lipat dari biasanya. "Biasanya, pesanan hanya 20 boks atau 1.000 buah, itu pun pesanan dari pabrik-pabrik yang ada di sekitar tangerang ini. Tapi sekarang, saya dapat banyak pesanan dari individu," katanya.
Tak cuma masker dari kain katun saja yang laku, "Masker yang biasa dipakai polisi, juga laris dipesan. Bulan ini saja, ada pesanan 250 lusin atau sekitar 3.000 buah." Per boks, dijualnya Rp 100 ribu.
Kehabisan Stok
Apotik besar pun diserbu para pembeli masker. Bahkan sempat kewalahan memenuhi permintaan konsumen karena barang cepat sekali habis. "Kemarin kami sempat kehabisan pasokan masker, tapi hari ini kebetulan barangnya sudah datang lagi. Mungkin masker yang ada sekarang ini pun tidak akan bertahan lama di sini karena akan segera dikirim ke pelanggan yang sudah memesan sejak beberapa hari lalu. Salah satu pemesannya, Perbakin (Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Seluruh Indonesia), yang dalam waktu dekat ini akan berangkat bertanding di Thailand."
Ester Sondang
KOMENTAR